Find Us On Social Media :

Innalillahi, Bocah 8 Tahun Tewas Dimutilasi Gegara Perhiasan Emas, Petugas Autopsi Menangis Lihat Kondisi Jenazah

By Ulfa Lutfia Hidayati, Sabtu, 20 Januari 2024 | 12:45 WIB

Pelaku dan korban pembunuhan di Boltim, Sulawesi Utara.

Grid.ID - Kasus pembunuhan sadis kembali terjadi, kali ini korbannya merupakan bocah perempuan berusia 8 tahun di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut).

Mirisnya, bocah itu tewas di tangan tantenya sendiri yang tidak hanya membunuh tetapi juga memutilasi tubuh korban.

Saking kejinya, petugas yang membantu autopsi menangis melihat kondisi jenazah korban.

Melansir TribunManado, pelaku berinisial AM telah merencanakan pembunuhan tersebut.

Kronologi Pembunuhan

Kronologi bermula ketika AM megajak TAM (8) untuk pergi memetik sayur.

Namun sesampainya di sana, AM langsung menyerang TAM menggunakan pisau.

"(Korban) saya buju (bujuk) bawa di TKP. Alasan pete sayur (memetik sayur)," ujar AM.

Namun, ternyata, sesampainya di TKP, pelaku membunuh korban.

Pelaku ternyata sudah merencakan aksinya sejak tiga hari sebelumnya.

Baca Juga: Guyon Waton Rilis Lagu Baru, Inilah Lirik Wirang, Ayo Nyanyi Bareng!

Ia juga sudah menyiapkan pisau untuk membunuh korban.

Pisau tersebut, sudah dimodifikasi untuk digunakan sebagai senjata.

“Itu seperti pisau dapur besar tapi sudah di modifikasi, sangat tipis dan tajam," Kapolres Boltim, AKBP Sugeng Setyo Budhi,

Rampas Perhiasan Emas Demi Hidup Hedon

Motif yang dilakukan pelaku diduga dipicu karena ekonomi.

AM tega membunuh bocah 8 tahun karena mengincar perhiasan kalung dan anting yang dikenakan korban.

Kasat Reskrim Polres Boltim, AKP Denny Tampenawas menyebut dari hasil penyelidikan, pelaku dan keluarga korban sebenarnya tidak ada konflik.

Denny menjelaskan bahwa modus pembunuhan pelaku yakni diduga suka hidup hedon.

"Tetapi memang atas dasar ekonomi pelaku ini, karena pelaku suka untuk hidup hedon," ungkap Kasat.

Baca Juga: Astaghfirullah, Pemuda Bunuh Pacar di Depok Tega Titip Jasad Korban ke sang Ibu, Kirim Pesan Sebelum Kabur: Saya Akan Pergi Jauh...

Kata Kasat Reskrim Boltim, diduga karena untuk memenuhi kebutuhan itu pelaku tega membunuh korban.

"Sehingga karena untuk memenuhi kebutuhan itu yang bersangkutan langsung mengambil kesimpulan seperti itu," jelas dia.

Kesaksian Petugas Autopsi

Petugas Autopsi mengaku menangis saat melihat kondisi jenazah TAM, korban pembunuhan di Boltim.

Korban yang ditemukan tewas pasca hilang selama beberapa jam sempat dautopsi di rumah Sakit Bhayangkara Manado, Jumat (19/1/2024).

Jenazah yang tiba pukul 02.00 Wita, akhirnya dilakukan otopsi setelah tenaga medis datang pada pukul 07.00 Wita.

Proses autopsi memakan waktu selama empat jam di RS Bhayangkara Manado.

Para tenaga medis yang ada di RS Bhayangkara Manado pun tak bisa mengucapkan banyak kata selama autopsi.

Bahkan salah satu tenaga medis di RS Bhayangkara Manado mengaku sempat menangis melihat kondisi jenazah korban.

Baca Juga: Drama Pura-pura Nangis Histeris dan Tolak Autopsi, Istri Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Suami di Karawang

"Jujur saya nangis lihat kondisi jenazahnya. Kok ada orang tega melakukan hal seperti itu pada anak kecil," ungkap salah satu tenaga medis wanita di RS Bhayangkara Manado.

Ia mengatakan selama menjalani tenaga medis di RS Bhayangkara Manado, baru kali ini dirinya melihat kekejaman seperti itu.

"Saya marah sekaligus sedih.

Karena ini anak masih kecil," ungkapnya.

Dirinya berharap keluarga yang ditinggalkan tetap diberikan ketabahan melalui semua ini.

"Semoga korban tenang di sisi Allah," ungkapnya.

Diketahui, polisi telah menangkap pelaku pembunuhan.

Pelaku inisial AM seorang perempuan yang masih kerabat dengan korban.

Teranca Hukuman Mati

Baca Juga: Disangka Korban Begal, Otak Pembunuhan Pria di Karawang Ternyata Istri yang Sakit Hati

Atas perbuatannya tersebut, AM dijerat Pasal 340 subsider Pasal 365 KUHP, lebih subsider Pasal 338 KUHP.

"Dengan ancaman Pidana Hukuman Mati, dan paling ringan 12 Tahun Penjara," ujar Kapolres.

Kasat Reskrim Polres Boltim, AKP Denny Tampenawas menjelaskan bahwa sampai saat ini masih satu orang pelaku yang ditetapkan.

"Sampai saat ini belum ada (pelaku lain)," katanya saat konferensi pers.

Ia juga menjelaskan bahwa akan berkonsultasi terkait kejiwaan pelaku.

"Kami akan berkonsultasi apakah yang bersangkutan ada kejiwaan yang di luar nalar," ujar Kasat Reskrim.

Kasat Reskrim juga mengatakan bahwa suami pelaku dan korban masih terikat hubungan keluarga.

"Suami pelaku punya hubungan keluarga dengan korban," sambungnya.

(*)