Sekolah tersebut membuat program bertajuk “3F” yang terdiri dari Food Safety, Food Management, dan Food Knowledge Connection.
“Program 3F tidak hanya memperhatikan menu yang sehat, tetapi juga lingkungan dapurnya harus bersih. Bahkan, sampah makanan juga diolah menjadi pupuk organik untuk menyuburkan tanaman,” paparnya.
Lebih lanjut Gandis menjelaskan, proyek inisiatif yang dilakukan oleh sekolah-sekolah partisipan AIA Healthiest Schools diharapkan dapat menginspirasi sekolah-sekolah di Indonesia untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat dan bahagia.
“Program ini harapannya bukan hanya sekadar kompetisi saja, lalu sekolah mendapatkan hadiah. Tetapi, apa yang dipelajari oleh Bapak dan Ibu di program ini, dapat diimplementasikan oleh anak-anak di rumah mereka,” tutup Gandis.
Editor in Chief Majalah Bobo David Togatorop mengatakan, Program AIA Healthiest Schools menjawab aspek permasalahan yang dialami oleh kebanyakan sekolah di Indonesia.
“Program AIA Healthiest Schools sendiri fokus pada pengembangan empat pilar, yaitu makan sehat, gaya hidup aktif, kesehatan mental, serta sehat dan lestari,” jelas David dalam acara bertajuk “Teachers Workshop” yang digelar di Kompas Gramedia, Jakarta, Senin (22/1/2024).
Sebagai informasi, Teachers Workshop merupakan acara kolaborasi AIA dan Majalah Bobo. Acara tersebut dihadiri oleh 100 sekolah yang telah melakukan registrasi pada situs AIA Healthiest Schools.
Tujuan dari acara tersebut adalah membimbing para guru agar dapat menyusun dan mengirimkan proyek atau inisiatif mereka yang ditujukan untuk membuat anak sekolah menjadi lebih sehat dalam Program AIA Healthiest Schools melalui situs AHS. Setiap proyek akan dikompetisikan dalam program tersebut.
“Lewat Kompetisi AIA Healthiest Schools, Bapak dan Ibu guru dapat menjelaskan tantangan atau kondisi apapun terkait empat pilar tersebut di sekolah masing-masing. Lalu, merumuskan solusi untuk menyelesaikan masalah dan tujuan akhir yang ingin dicapai,” jelas David.
Terkait penilaian, David mengatakan ada tiga aspek yang akan menjadi penilaian utama bagi para juri. Namun, tidak semua penilaian dilakukan dengan mengunjungi sekolah secara langsung.
“Pertama, inisiatif proyek yang diimplementasikan. Kedua, langkah-langkah yang diambil untuk mewujudkan tujuan dari proyek tersebut. Ketiga, manfaat dan dampak positif yang dihasilkan proyek tersebut, serta perbedaannya sebelum dan sesudah mengimplementasikan proyek,” papar David.
Nantinya, seluruh partisipan berkesempatan untuk mengikuti Kompetisi AIA Healthiest Schools di tingkat nasional dan internasional, serta memenangkan hadiah dengan total Rp 1,5 miliar.
Untuk informasi lebih lanjut terkait AIA Healthiest Schools dan mengikutiprogram tersebut, kunjungi ahs.aia.com/id/id.
(*)