Find Us On Social Media :

Beginilah Kondisi Rumah Cendana Usai Soeharto Meninggal Dunia, Kini Memprihatinkan Padahal Dulu Jadi Kebanggaan

By Fidiah Nuzul Aini, Sabtu, 17 Februari 2024 | 06:50 WIB

Beginilah Kondisi Rumah Cendana Usai Soeharto Meninggal Dunia, Kini Memprihatinkan Padahal Dulu Jadi Kebanggaan

Namun, Kertosudiro kemudian memindahkannya ke Wuryantoro, di mana dia tinggal bersama saudara perempuan ayahnya.

Karena kondisi politik yang tidak stabil setelah peristiwa G-30-S/PKI, Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden melalui Sidang Istimewa MPRS pada Maret 1967.

Setahun kemudian, pada Maret 1968, dia resmi menjadi Presiden kedua RI. Soeharto memerintah selama lebih dari tiga dekade dan terpilih melalui enam pemilihan umum.

Selama 32 tahun masa jabatannya, Soeharto melaksanakan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), yang dimulai pada 1 April 1969 dan berakhir pada 1994.

Tujuan Repelita adalah memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur, dengan fokus pada sektor pertanian.

Melalui program ini, Soeharto menginisiasi pembangunan di berbagai bidang, termasuk pendidikan, kesehatan, industri, transportasi, dan pengendalian banjir.

Sebagai pengakuan atas prestasinya dalam pembangunan, Soeharto diakui sebagai Bapak Pembangunan Indonesia pada tahun 1983.

Dia mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 sebagai respons terhadap tekanan dari masyarakat yang menuntut pengunduran dirinya.

Setelah itu, kesehatannya semakin menurun. Pada awal Januari 2006, ia dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, dan pada Minggu, 27 Januari 2006, Soeharto meninggal dunia pada usia 87 tahun.

Atas keberhasilannya dalam program Keluarga Berencana (KB), pada tanggal 8 Juni 1989, Soeharto menerima Penghargaan Kependudukan dan KB tertinggi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sebelumnya, pada 2 Desember 1988, ia juga menerima Penghargaan Global Statesman in Population Award dari The Population Institute, sebuah lembaga independen di Washington DC, Amerika Serikat.

(*)