Menurut keterangan yang dikumpulkan polisi, Putul Kumari sudah lama dan berulang kali disiksa secara fisik oleh mertuanya.
Alasannya hanya karena Putul tak kunjung hamil meski sudah 10 tahun membina rumah tangga dengan putranya.
Mertuanya geram karena ingin gendong cucu tak kesampaian dan mencap Putul mandul.
Siksaan yang paling sadis yang diterima Putul yakni ketika kepalanya dibenturkan ke dinding dengan sangat keras sampai pingsan.
Putul kemudian dimasukkan ke peti mati dan dibawa oleh mertuanya ke tepi sungai.
Baca Juga: Sempat Tertunda, Keluarga Tewas di Kalideres Akan Dikremasi Hari Ini
Di tepi sungai, ternyata sudah dipersiapkan perapian yang biasa digunakan untuk membakar jenazah/kremasi tradisional adat India.
Masyarakat awalnya tak menaruh curiga akan hal ini karena lumrah ada kremasi sedemikian rupa di sana.
Namun kejadian ganjil muncul ketika seorang pejalan kaki bernama Manjeet Tiwari melintas.
Manjeet mendengar jeritan perempuan dari dalam peti.
Alhasil warga sadar yang dibakar bukan mayat, tapi orang hidup.
Manjeet Tiwari spontan menghubungi polisi dan pihak berwajib lekas datang sebelum terlambat.
Tubuh Putul sudah ada yang terbakar, ia kembali pingsan usai diselamatkan oleh polisi.
"Kami sudah mendaftarkan kasus ini dan melakukan sejumlah penangkapan."
"Semua tersangka yang terlibat juga sudah ditahan," kata perwira polisi Avadhesh Kumar Singh, Selasa (22/1).
Baca Juga: Momen Keluarga Melarung Abu Jenazah Reza Gunawan di Laut Ancol
Menurut saudara Putul, Ganesh Takur, adiknya sudah menikah dengan Ravidra, suaminya sejak 10 tahun yang lalu.
Namun selama 10 tahun itu, Kumari tak kunjung hamil sehingga keluarga suaminya murka.
(*)