Marco memang berpulang di usia yang masih sangat muda, tapi tak ada hal janggal yang dirasa oleh pihak keluarga.
Menurut Esther, Marco memiliki lingkungan pergaulan yang baik dan bersosialisasi di asrama kampusnya.
“Dia memiliki komunitas pertemanan yang kuat dari asramanya di Stern Hall dan persaudaraannya Zeta Psi dan berkembang secara akademis. Ketika di rumah, dia menceritakan kepada kami kisah-kisah yang tak ada habisnya tentang kehidupan dan teman-temannya di Berkeley,” lanjutnya.
Esther menuliskan rasa duka mendalamnya atas kepergian Marco.
"Hidup Marco terlalu singkat. Dan kami semua hancur, memikirkan tentang semua peluang dan pengalaman hidup yang akan dia lewatkan dan akan kita rindukan bersama."
"Marco, kami semua mencintaimu dan merindukanmu lebih dari yang pernah kamu sadari."
Baca Juga: Google Gandeng KPU dan Bawaslu Untuk Cegah Misinformasi Pemilu 2024
(*)