Atau materinya ada yang nggak paham? Ternyata diem aja, aduh terus ini mau digimanakan," beber Herka.
Melihat hal tersebut, muncullah ide dari sang dosen untuk mentraktir siomay dan meminta tolong ke mahasiswa untuk mencari sang pedagang.
"Sana turun cari bakul (penjual) siomay deket-deket sini aja suruh naik sak bakul e (sama penjualnya).
Akhirnya ya mereka cari beberapa bakul siomay di sekitar GOR (GOR UNY) mungkin.
Terus dapat bawa naik ke atas satu panci gede itu," imbuhnya.
Dan ya, wajah mahasiswa yang semula lesu mendadak menjadi berbinar-binar.
"Ya mereka lihat itu langsung ambyar, dalam artian wajahnya juga berbinar-binar seneng banget kan apalagi makan gratis," ujar Herka.
Mahasiswa tersebut bahkan diperbolehkan membawa pulang siomay dari sang dosen.
"Akhirnya ya sudah, mereka ngambil sendiri-sendiri itu, pokoknya sak waregmu (sampai kenyang), yang penting nanti di kelas (semangat kuliah).
Mereka boleh bawa pulang silakan ngga papa. Akhirnya ya habis kok itu satu panci gede," tandas sang dosen.
(*)