Kakek Dora adalah Majoor/Hukum Besar (1870-1884) di Manado.
Salah satu nenek moyangnya adalah Benyamin Thomas Sigar (Tawaijln Sigar).
Dia adalah seorang kapitein atau pemimpin pasukan Tulungan atau Hulptroepen (pasukan bantuan) yang dikontrak pemerintah Hindia Belanda untuk membantu mengatasi Perang Jawa (1825-1830).
Ibunda Prabowo Subianto, Dora Marie Sigar atau Dora Sumitro, meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, pada pukul 17.00 WIB, akibat penyakit pada tahun 2008 silam.
Walaupun sudah tiada, teladan dan panduan hidupnya tetap berpengaruh bagi anak-anaknya, termasuk bagi Prabowo hingga saat ini.
Dora Marie Sigar memiliki dua putri, yaitu Biantiningsih Miderawati Djiwandono (istri Soedradjad Djiwandono) dan Marjani Ekowati le Maistre.
Dia juga memiliki dua putra, Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Hashim Sujono Djojohadikusumo.
Selama hidupnya, Dora Marie Sigar adalah seorang penganut agama Kristen yang setia mendampingi Profesor Sumitro Djojohadikusumo dalam pengasingan dan perjuangan membangun Republik Indonesia.
Dora Marie Sigar dikenang oleh anak-anaknya sebagai seorang ibu yang penyayang.
Dora Marie Sigar dikenal di antara teman-temannya sebagai seorang pemain bridge yang tangguh dan sebagai pengurus Persatuan Bridge Indonesia.