Grid.ID - Sebuah video viral mendadak bikin publik syok.
Pasalnya dalam video yang beredar memperlihatkan aksi orang-orang yang diduga ikut aliran sesat.
Yang mana mengajarkan hal tak sesuai syariat.
Yakni dimana pengikutnya boleh melakukan aksi saling tukar pasangan.
Dan aksi tersebut diberikan jaminan surga oleh pemimpin kelompok tersebut.
Melansir dari Tribuntrends.com, Rabu (28/2/2024), video tersebut ternyata pertama kali diunggah di channel YouTube Mbah Den (Sariden).
Dimana kanal YouTube itu diduga milik Samsudin atau Gus Samsudin.
Yang diketahui merupakan pemilik dari Pondok Nuswantoro di Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Dalam video yang beredar, terlihat seorang perempuan bercadar hitam duduk di depan 4 orang pria.
Yang diduga sebagai pemimpin aliran tersebut.
4 pria tersebut lantas mengungkapkan kata-kata perihal jemaahnya yang boleh bertukar pasangan dengan jaminan surga.
Sontak saja, usai viral video tersebut langsung menuai kontra dari masyarakat.
Bahkan kini kanal YouTube tersebut sudah tak bisa diakses karena telah diubah menjadi privasi.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Blitar, AKBP Wiwit Adisatria akhirnya angkat bicara.
Dimana Wiwit mengatakan video yang beredar itu memang konten yang dibuat Gus Samsudin.
Yang konon sengaja dibuat untuk meningkatkan jumlah subscriber.
"Ada beberapa hal yang perlu saya tegaskan terkait video viral yang dilakukan Samsudin.
Pertama, video tersebut dibuat hanya untuk menaikkan subscriber YouTube yang bersangkutan (Samsudin)," beber AKBP Wiwit.
Petugas kepolisian bahkan bergerak cepat dengan mendatangi Gus Samsudin pada Senin (26/2/2024) malam.
Yang bersangkutan bahkan mengatakan video tersebut hanya konten dan tak betulan terjadi.
Di paling bawah keterangan diskripsi juga disematkan bahwa kejadian itu hanya fiktif belaka.
Namun karena terlanjur viral dan meresahkan, nantinya Gus Samsudin akan diminta untuk mengklarifikasi.
"Tapi, ini menurut saya agak culas sedikit. Tentunya (video) ini sudah meresahkan. Yang bersangkutan (Samsudin), pagi ini berjanji untuk membuat klarifikasi terhadap video tersebut," ujar AKBP Wiwit.
"Kami tunggu saja (klarifikasinya), kalau tidak (ada klarifikasi) akan kami tindak lanjuti, karena ini sudah meresahkan.
Yang jelas, video itu fiktif dan tidak terjadi di Kabupaten Blitar.
Tidak ada nama-nama dan tidak ada pengobatan seperti di video tersebut. Alirannya juga tidak ada di Kabupaten Blitar," imbuhnya.
(*)