Grid.ID - Air minum memegang peran sentral dalam menjaga kehidupan manusia.
Sebagai komponen utama tubuh manusia dan kunci bagi fungsi fisiologis yang vital, air tidak hanya diperlukan untuk mempertahankan hidrasi dan kesehatan, tetapi juga mendukung berbagai proses biologis seperti pencernaan, sirkulasi, dan regulasi suhu tubuh.
Kehadirannya menjadi penentu utama untuk mencegah penyebaran penyakit serta menjadi sumber kehidupan dan menjadi sarana keberlanjutan untuk eksistensi kehidupan manusia.
Oleh karena itu, pemenuhan hak atas air minum berkualitas menjadi esensi dalam membangun masyarakat yang sehat dan produktif.
Begitu esensialnya kebutuhan akan air bagi manusia, Majelis PBB melalui sidang umum PBB di Konferensi Rio de Janeiro tahun 1992 menetapkan Hari Air Sedunia setiap tanggal 22 Maret. Namun persoalannya, tidak semua air yang berkualitas dapat dimanfaatkan masyarakat.
Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) Tahun 2020 menyatakan bahwa akses kualitas air minum aman sebesar 11,9% dan 40,8% masyarakat yang menggunakan sarana air minum bersumber dari air tanah.
Baca Juga: Selamat! Kiki Amalia Melahirkan Anak Pertama di Usia 42 Tahun
Selain itu, sebanyak 14,8% rumah tangga di Indonesia menggunakan sumur gali untuk keperluan minum dengan tingkat risiko cemaran tinggi dan amat tinggi.
Padahal air minum yang tercemar dapat menyebabkan kondisi berbahaya seperti penyakit diare, demam tifoid, polio, dan berbagai penyakit akibat bakteri jahat lainnya.
Dengan meningkatnya kekhawatiran tentang kualitas air yang layak minum, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menjadi salah satu opsi yang sering diandalkan oleh masyarakat untuk mendapatkan akses air minum berkualitas.
Namun, harga AMDK yang tinggi, seringkali membuat masyarakat ragu dan dihadapkan pada pilihan hemat atau sehat.