Usai kejadian, ibu korban sempat dipanggil oleh pihak sekolah pada 28 Februari 2024.
Tak cuma ibu korban, para pelaku dan wali muridnya juga ikutan dipanggil.
Pada pertemuan itu, terungkap bahwa perundungan bermula usai korban diketahui sempet mengejek pelaku.
Yakni dengan mengatakan sepeda miliknya dijual.
"Sepeda itu memang dijual, jadi mungkin emosinya anak masih labil jadi seperti itu," ungkap Tia Istianah selaku wali kelas.
Di sisi lain, ibu korban yang diperlihatkan video bullying yang menimpa anaknya mengaku sakit hati.
Apalagi sebelumnya sang anak juga sempat pulang ke rumah dengan suasana hati buruk hingga marah-marah.
"Saya awalnya gak tahu, anaknya gak cerita. Cuma hari Rabunya saya dipanggil oleh guru terus dikasih tahu video itu," ujar Fatimah.
"Mungkin gak berani ke teman-temannya jadi marah-marahnya itu di rumah," imbuhnya.
Fatimah bahkan sampai menangis saat melihat video yang menimpa putranya itu.
"Anak saya itu tidak ngasih tahu, diam saja. Cuma ngamuk-ngamuk di rumah.
Hati saya sakit banget waktu liat video anak saya ditelanjangi dan ditendang," beber Fatimah.
Meski begitu, Fatimah mencoba ikhlas dan mencoba untuk memaafkan para pelaku.
"Harapannya ini jadi pembelajaran. Senakal-nakalnya anak itu tidak seperti ini," tutup Fatimah.
(*)