"Pendapatan jelang masuknya bulan puasa ini bisa mencapai Rp 200.000 seharinya," tambahnya.
Arwan juga mengungkap bahwa ia dan teman-temannya juga kebagian rezeki nomplok.
"Kita membantu membersihkan makam keluarga para peziarah, seperti mencabuti rumput yang berada di makam itu atau membersihkan keramik dan nisannya," sambungnya.
Melansir Kompas.com, dosen Ilmu sejarah Universitas Airlangga (Unair) Purnawan Basundoro mengungkap tradisi ziarah kubur merupakan tradisi yang sudah berumur sangat tua.
Tradisi ziarah kubur dilakukan dengan mengadopsi keyakinan memberikan penghormatan terhadap leluhur atau nenek moyang.
"Penghormatan terhadap nenek moyang itu tradisi lama ya, lama sekali. Kemudian ketika Islam datang muncul tradisi serupa yang dibalut dengan ajaran Islam," kata Purnawan
Ziarah kubur biasanya dilakukan saat memasuki bulan Ramadan.
"Nah, ziarah kubur itu dianggap sebagai salah satu ibadah. Sehingga ketika memasuki Ramadhan, misalnya banyak yang ziarah," kata Purnawan.
(*)