Grid.ID - Viral kisah bocah penjual keripik yang menginspirasi.
Di usianya yang masih muda, bocah penjual keripik itu sudah banting tulang mencari nafkah.
Berkat hasil jualan keripik tersebut, sang bocah berhasil memiliki tabungan hingga jutaan.
Bukan untuk foya-foya, uang tersebut ternyata dipakai untuk modal ibu jualan cilok.
Kisah inspiratif bocah penjual keripik itu terekam dalam salah satu vlog di Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Video itu diunggah pada 16 Maret 2023 dan sudah ditonton lebih dari 160 ribu kali.
Nama bocah penjual keripik itu Muhammad Habiburrahman Ali.
Ia merupakan pelajar MI kelas 4 asal Kabupaten Bogor yang sehari-harinya berjualan keripik dan tisu.
Anak tunggal tersebut kini hidup berdua dengan sang ibu saja karena ayahnya telah meninggal dunia.
Bocah yang disapa Muham tersebut mengaku mulai berjualan dari jam 3-4 sore sampai jam 9 malam saat bulan puasa.
"Sehari kalau ramai bisa dapat Rp200 ribu, kalau sepi Rp50 ribu, untungnya setengah dari itu," ungkap Muham, seperti dikutip Grid.ID dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Chanel, Selasa (19/3/2024).
Hasil jualan sederhana itu tidak langsung dipakai, melainkan ditabung oleh Muham.
Berkat kegigihannya, kini jumlah tabungan anak yatim itu sudah mencapai Rp1,5 juta.
Menurutnya setiap berjualan hasil keuntungan selalu ditabung di celengan, ia hanya menyisihkan Rp5 ribu untuk jajan.
Muham mengatakan, tabungan tersebut akan ia gunakan untuk keperluan sekolah.
Tak hanya itu, ia pun kerap memberikan modal tambahan untuk sang ibu jualan cilok jika diperlukan.
"Tabungannya untuk sekolah, dikasih juga ke mama untuk tambahan modal jualan cilok, jumlahnya enggak tentu, tergantung mama mintanya berapa," tuturnya.
Setelah pulang berjualan, Muham tak langsung tidur, tapi ia mencuci pakaiannya sendiri dan bahkan menyetrikanya jika sudah kering.
"PR kerjainnya di rumah, kalau belajar bisa sambil jualan, kalau enggak pagi."
"Soalnya kan habis sahur itu enggak pernah tidur lagi, biasanya sambil belajar," kata bocah yang lebih menyukai roti dibanding nasi tersebut.
Sementara itu, Kang Dedi Mulyadi menilai, anak tersebut telah melampaui pendidikan hidup yang lebih tinggi dari usianya.
Sebab biasanya, bocah seusia Muham masih sibuk untuk bermain.
"Kamu ini sudah ganteng, pintar, hebat lagi. Kamu sudah melampaui sekolah tertinggi dalam hidup," ucap Dedi Muyadi.
"Jualan uangnya ditabung, nyuci sendiri, nyetrika sendiri, orang kuliahan saja belum tentu bisa seperti itu," tambahnya.
"Banyak orang dewasa yang masih minta uang ke orang tua, jadi beban orang tua," lanjut KDM.
Dedi Mulyadi pun meyakini, kerja keras sejak dini yang dilakoni Muham akan membuahkan hasil.
"Orang kerja keras itu pasti ada jalan menuju keberhasilan."
"Orang yang kerjanya tidur makin jauh dari kesuksesan," kata KDM.
Setelah berbincang, Muham pun diajak Dedi Mulyadi untuk berbelanja kebutuhan pokok untuk satu bulan ke depan di sebuah minimarket.
Nantinya, hasil jualan Muham dan ibunya bisa ditabung karena semua kebutuhan pokok telah terpenuhi.
Tak lupa, Dedi Mulyadi juga memberikan uang tambahan kepada Muham untuk tabungan masa depan.
Bocah Pedagang Asongan Mahir 16 Bahasa
Kisah inspiratif lain dari sosok bocah pedagang asongan ada Thuch Salik asal Kamboja.
Bagaimana tidak, meski sehari-hari hanya menjajakan dagangan di sekitar lokasi wisata Angkor Wat di Kamboja, diam-diam ia mahir berbicara dengan 16 bahasa.
Menurut 24h.com. vn pada Jumat (31/7/2020), Salik adalah seorang anak yang terlahir dari keluarga miskin.
Salik merupakan keluarga miskin yang tinggal bersama 4 anggota keluarganya, dia hanya pergi ke sekolah pada pagi hari, lalu siang sampai sore dia bekerja menjual souvenir.
Dia menjadi pedagang kaki lima di depan Kuil Angkor Wat setiap hari dia mendapatkan penghasilan 15 dollar AS atau sekitar Rp200 ribuan.
Angkor Wat merupakan kawasan wisata yang cukup populer di Kamboja.
Di kawasan itu banyak wisatawan yang datang mengunjungi kuil tersebut, termasuk dari mancanegara.
Oleh sebab itu, demi bisa menjual dagangannya, Salik bersama dengan pedagang lainnya harus bisa menguasai bahasa asing, minimal bahasa Inggris.
Namun, Salik jauh lebih istimewa dia bisa menguasai 16 bahasa hanya dari mendengar percakapan orang-orang.
Uniknya salik tidak pernah mempelajari bahasa asing tersebut di sekolah manapun, kemampuannya didapatkan hanya karena telah lama mendengarkan percakapan orang asing.
Alhasil, kisahnya membuat banyak orang kagum, bahkan viral dari Asia hingga mancanegara.
Menurut keterangan, Salik mampu berbicara dalam 16 bahasa, seperti Inggris, Thailand, Jepang, Spanyol, Jerman, Vietnam, dan lainnya.
Dia mampu berbahasa asing dengan sangat lancar.
"Awalnya saya hanya belajar sedikit bahasa Inggris, tetapi setelah ibu saya membawa ke Gunung Bak Kheng di mana banyak orang asing sering berwisata ke sana, saya belajar dari mereka, jika saya melihat turis saya akan mulai berbicara," katanya.
Sejak saat itu, namanya dikenal sebagai bocah ajaib yang menguasai 16 bahsa.
(*)