Find Us On Social Media :

Alasan Tidur Setelah Sahur Dibenci Dokter dan Ulama, Bisa Kena Penyakit Hingga Memutus Rezeki

By Ulfa Lutfia Hidayati, Selasa, 26 Maret 2024 | 03:50 WIB

tidur setelah sahur

Grid.ID - Tidak sedikit yang memilih tidur setelah santap sahur.

Awas, kebiasaan tidur setelah sahur ternyata berbahaya buat kesehatan dan sebaiknya dihindari.

Bahkan dokter dan ulama tidak menganjurkan tidur setelah sahur karena beberapa bahaya yang bisa muncul.

Jangan anggap sepele kebiasaan satu ini karena tidur setelah sahur bisa menyebabkan penyakit hingga kehilangan berkah dan rezeki di bulan Ramadan.

Tidur Setelah Sahur dari Pandangan Ulama

Dalam Islam, tidur setelah sahur dan salat subuh ternyata tidak dianjurkan.

Sebagian ulama berpendapat, tidur setelah sahur hukumnya makruh apabila tidak ada keperluan mendesak.

Terlebih, subuh merupakan waktu turunnya berkah dan rezeki, sebagaimana doa Rasulullah SAW kepada Allah.

"Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya," (HR. Abu Dawud. Hadis ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abi Daud).

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Ra. juga pernah berkata:

Baca Juga: Bisa Disimpan untuk Stok Sahur, Resep Ayam Bakar Bumbu Padang yang Gurih dan Kaya Rempah

“Tidur setelah subuh mencegah rezeki, karena waktu subuh adalah waktu mahluk mencari rezeki mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang (makruh) kecuali ada penyebab atau keperluan.” ( Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibaad 4/222).

Tidur Setelah Sahur Menurut Dokter

Dari sisi kesehatan, tidur setelah sahur juga ditentang.

Sebab kebiasaan ini akan berdampak buruk bagi kesehatan, terutama pencernaan.

Hal itu diungkapkan langsung oleh dokter spesialis penyakit dalam di Primaya Hospital Tangerang, dr Vivien Maryam SpPD.

Mengutip dari Tribunnewswiki.com, dr. Vivien mengatakan, kondisi tidur setelah makan bisa memicu penyakit Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease).

"Jangan tidur sesaat setelah makan (termasuk makan sahur). Hal tersebut bisa menimbulkan GERD," kata Vivien yang dikutip Grid.ID dari Tribunnewswiki.com, Senin (25/3/2024).

Gerd merupakan penyakit asam lambung yang kini semakin meningkat di kalangan masyarakat.

dr. Vivien menjelaskan, makanan yang sudah masuk ke lambung akan kembali ke saluran esofagus jika seseorang dalam posisi terbaring setelah makan.

Baca Juga: Bangun Telat Saat Sahur? Jangan Khawatir, Simak Resep Sayur Oyong Bihun Kuah Bening yang Cocok Dibuat Dadakan, Cepat dan Kaya Manfaat

Hal itu lantas dapat mengakibatkan heart burn, yakni rasa panas di dada akibat asam lambung yang naik ke wilayah esofagus.

Bahkan hal tersebut dapat menyebabkan tenggorokan kering dan serak akibat asam lambung.

Melansir dari Kompas.com via Healthline, beberapa gejala seseorang mengidap GERD, yakni mag, kesulitan menelan, terdapat benjolan di tenggorokan.

Selain itu, erosi gigi, batuk kronis, dan radang tenggorokan juga merupakan bagian dari gejala GERD.

Jika kalian mengalami salah satu gejala tersebut, hindari makan sebelum tidur karena saat berbaring lebih mudah untuk muntah.

Namun, apabila sudah terkena GERD atau refluks asam, hindari makan apa pun minimal 3 jam sebelum berbaring di tempat tidur.

dr. Vivien juga menganjurkan untuk makan minimal 2 jam sebelum tidur.

Selain itu, hindari juga minum atau makan apa pun yang mengandung kafein, alkohol, teh, cokelat, atau rempah-rempah panas.

Melansir verywellhealth, ahli gizi mengatakan langsung tidur setelah makan berat sama sekali tidak dianjurkan.

Baca Juga: Innalillahi, Cipung Sakit Diduga Gegara Sibuk Syuting Sahur, Raffi Ahmad Beri Peringatan: Jangan Bikin Berita Nggak Baik!

Tidur setelah sahur membuat pencernaan tidak cukup waktu agar isi perut pindah ke usus kecil.

Makan juga mendorong pelepasan insulin, hormon yang membantu tubuh Anda menggunakan makanan untuk energi.

Proses ini dapat menggeser ritme sirkadian, atau siklus tidur-bangun tubuh.

Makanan dapat memberi sinyal terjaga di otak dan mengganggu kemampuan untuk tertidur.

Penelitian di WebMD juga menunjukkan bahwa tidur setelah makan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit refluks.

Bahkan, American College of Cardiology President David Holmes, MD, profesor kedokteran di Mayo Clinic College of Medicine di Rochester, Minn., mengatakan, kebiasaan tersebut dapat menyebabkan stroke.

"Ketika kita makan, gula darah berubah, kadar kolesterol berubah, aliran darah berubah. Semua perubahan sementara ini dapat memengaruhi risiko stroke," ujar Davis Holmes.

(*)