“(Saat Umi Pipik putuskan bercadar) cancel semua, gak ada job,” kata Umi Pipik.
“Ada stasiun TV yang sudah kontrak, lalu saya putuskan pakai cadar, jadi diganti.”
Rupanya saat itu tak cuma pekerjaan di televisi, permintaan mengisi ceramah di masjid pun mendadak sepi.
“Saat itu jadwal sudah penuh karena masuk Ramadan, ada kultum, tapi jadwal masjid itu dicancel, karena cadar itu dinilai ekstrem, karena lagi musim teroris,” kata Umi Pipik.
Umi Pipik menyadari kalau keputusannya untu memakai cadar memang memiliki serangkaian risiko, termasuk penurunan secara ekonomi.
Namun beruntung, dengan ketegihan hatinya, Umi Pipik mendapatkan pengganti rezei lewat jalan yang tak disangka-sangka.
“Ya sudah risiko, akhirnya lebih banyak di rumah.”
“Akhirnya mikir, tabungan sudah tinggal segini, anak mau sekolah, mana mau masukin ke pondok,” kata Umi Pipik yang kala itu mendapatkan bantuan dari seorang dokter kecantikan.
Umi Pipik diberikan pekerjaan dipercaya menjadi seorang brand ambassador produk kecantikan, meski bercadar. (*)