“(Misal) aspek sosial, dengan teman, hutang yang belum dibayar, pembuat hoax, finah dll.”
Lalu, bagaimana cara bertaubatnya?
“Cara taubatnya tidak dicukupnya dengan cara meminta ampun kepada Allah tapi diharuskan dengan meminta maaf kepada orang yang terdzolimi.”
“Jika orang itu mengabaikan, maka ditutup hubungan kita dengan dia.”
“Misal, ada orang mencela kita, lantas kita mengabaikan itu, kita biarkan, kita mintakan kepada Allah solusi kebaikan, saya tidak ingin menanggapi.”
“Maka, kita yang dicela, oleh Allah akan ditutuo hubungannya dengan orang tadi dalam hal memikirkan dia, dibuat seakan-akan tidak ada masalah, tapi orang yang mencela tadi, sebelum dia meminta maaf kepada orang yang dicela, maka tetap akan tergantung keadaan taubatnya, tetap tergantung permohonan ampunannya kepada Allah, sebelum ia meminta maaf kepada orang yang telah dicelanya.”
“Di bulan Ramadan, di bulan baik, bulan permohonan ampunan, bulan taubat, kita mesti memahami, tidak cukup dengan ya Allah ampuni saya lantas selesai.”
“Hubungan dia dengan Allah selesai, tapi dengan orang itu belum selesai. Bila ini tidak diselesaikan di dunia, maka di akhirat bisa terjebak dalam potensi kebangkrutan, disebut dengan muflis, orang yang bangkrut, pahala dia ditransfer kepada orang yang pernah didzoliminya,” kata ustaz Adi Hidayat. (*)