Grid.ID – Bulan suci Ramadan dijadikan momen yang tepat untuk memohon ampunan kepada Allah SWT melalui pertaubatan.
Namun menurut ustaz Adi Hidayat, sebelum memutuskan untuk bertaubat, cari tahu dulu dosa apa yang pernah diperbuat.
Alasannya, dengan memahami dosa yang sudah diperbuat, kita jadi paham betul bagaimana tata cara bertaubat yang baik dan benar.
“Yang jarang dikaji adalah tentang dua jenis dosa, yang penting kita ketahui, sehingga dengan pengetahuan itu kita memahami dengan baik bagaimana caranya bertaubat,” kata ustaz Adi Hidayat dalam channelnya Adi Hidayat Official.
“Memohon ampunan terkait dengan jenis dosa yang pernah kita kerjakan dalam kehidupan. Secara umum, dosa dibagi menjadi dua bagian,” kata ustaz Adi Hidayat.
Pertama, Dosa Seorang Hamba kepada Tuhannya
“Artinya, hubungannya secara langsung dengan Allah SWT. Ada banyak perintah secara langsung dari Allah SWT kepada kita berupa pengabdian, ibadah, kebertuhanan kita yang kadang direspon dengan kurang baik.”
“Contoh, saat Allah memerintahkan kita menunaikan solat, ada sebagian hamba yang tidak mengindahkannya.”
“Allah perintahkan untuk membaca dan mengkaji Al Quran bahkan belum punya waktu yang cukup untuk sekadar membacanya.”
“Allah memerintahkan untuk berpuasa, bahkan belum punya kekuatan untuk memotivasi dirinya untuk menunaikan perintah itu.”
Apa yang dilakukan dalam hal taubat yang dimaksudkan? Tentu kita menengadahkan diri bersimpuh kepada Allah SWT untuk memohon ampunan sempurna kepada Allah, atas semua dosa-dosa yang terkait hubungan kita dengan Allah SWT.
Baca Juga: Sambut Bulan Suci Ramadan 2024, Yuk Amalkan Doa Taubat Untuk Hapus Dosa dan Mohon Ampun ke Allah SWT
Lalu, bagimana cara melakukan taubat?
“Ada beberapa cara, salah satunya bisa kita lakukan dengan solat.”
“Hakikatnya dengan solat di dalamnya berisi banyak doa. Di antara sekian banyak doa, wujudnya adalah perbohonan ampunan kepada Allah SWT.”
“Dalam rukuk kita meminta ampunan, pun dalam sujud ditemukan kalimat serupa, dalam pembuka solat, doa iftitah di antaranya adalah doa meminta ampunan.”
“Fungsi solat bermakna taubat bukan sekadar hajat,” kata ustaz Adi Hidayat.
“Di luar solat, kita bisa mengangkat kedua tangan, menyatukan kedua tangan, menyatukan kedua garis, mensejajarkan dengan dada, memohon kepada Allah, dan cari doa-doa spesifik yang sesuai dengan kesalahan yang mungkin pernah kita berbuat.”
“Bila ada berbuat yang fatal, sampai dosa (maaf) menghilangkan nyawa orang lain ada dzikirnya ditemukan di dalam Al Quran.”
“Ada lagi dosa yang sama fatalnya, misal yang terkait dengan 7 dosa besar misalnya, ada kemusyrikan, berzina, ada pembunuhan dan lain sebagainya, maka kita bisa temukan di Al Quran surah 39 ayat 53.”
“Sepanjang kau masih hidup, nyawamu belum sampai kerongkongan, jangan putus asa dari kasih sayang dan rahmat Allah, karena yang putus asa itu hanya setan.”
“Selama kita masih hidup, selalu ada peluang. Jangan pernah dengarkan vonis manusia, Allah yang putuskan Allah yang beri solusi,” kata ustaz Adi Hidayat.
Kedua, Dosa yang Terkait dengan Habluminanas
“(Misal) aspek sosial, dengan teman, hutang yang belum dibayar, pembuat hoax, finah dll.”
Lalu, bagaimana cara bertaubatnya?
“Cara taubatnya tidak dicukupnya dengan cara meminta ampun kepada Allah tapi diharuskan dengan meminta maaf kepada orang yang terdzolimi.”
“Jika orang itu mengabaikan, maka ditutup hubungan kita dengan dia.”
“Misal, ada orang mencela kita, lantas kita mengabaikan itu, kita biarkan, kita mintakan kepada Allah solusi kebaikan, saya tidak ingin menanggapi.”
“Maka, kita yang dicela, oleh Allah akan ditutuo hubungannya dengan orang tadi dalam hal memikirkan dia, dibuat seakan-akan tidak ada masalah, tapi orang yang mencela tadi, sebelum dia meminta maaf kepada orang yang dicela, maka tetap akan tergantung keadaan taubatnya, tetap tergantung permohonan ampunannya kepada Allah, sebelum ia meminta maaf kepada orang yang telah dicelanya.”
“Di bulan Ramadan, di bulan baik, bulan permohonan ampunan, bulan taubat, kita mesti memahami, tidak cukup dengan ya Allah ampuni saya lantas selesai.”
“Hubungan dia dengan Allah selesai, tapi dengan orang itu belum selesai. Bila ini tidak diselesaikan di dunia, maka di akhirat bisa terjebak dalam potensi kebangkrutan, disebut dengan muflis, orang yang bangkrut, pahala dia ditransfer kepada orang yang pernah didzoliminya,” kata ustaz Adi Hidayat. (*)