Di kesempatan sama, Sekretaris Jenderal ATI, Kris Ade Sudiyono menyampaikan bahwa kondisi jalan tol dipastikan baik, terbebaskan dari kerusakan, lubang dan berbagai pekerjaan perbaikan, memiliki perambuan lengkap, serta marka jalan yang terlihat jelas sehingga memungkinkan dilalui dengan baik.
Semua BUJT mengkonfirmasi untuk memfungsikan dan mensiagakan unit tambahan peralatan transaksi tol, derek, ambulan, kendaraan patroli dan resque, kamera pantau dan traffic management system, serta berbagai peralatan penunjang rekayasa lalulintas lainnya.
Hal sama untuk kesiapan petugas layanan yang akan tersebar membantu melayani para pengguna jalan tol.
Menurut Kris, setidaknya ada 3 (tiga) permasalahan yang umum menyertai event management lalulintas di festival besar seperti Lebaran. Pertama adalah kapasitas infrastruktur khususnya kapasitas jalan dan tempat istirahat.
Rekayasa lalulintas melalui kebijakan one way maupun contra flow disiapkan di jalur tol utama, mengantisipasi pergerakan masif mudik dan balik Lebaran.
Masyarakat diminta menyesuaikan rencana perjalanannya dengan pengaturan jadwal rekayasa lalulintas ini.
Di dalam rest area telah dilakukan penataan jalur lintasan, parking capacity report, himbauan berbagi dengan pembatasan waktu beristirahat, penyiapan paket makanan siap saji dan siap santap yang memungkinkan take away, dan lain-lain.
Kris juga menyarankan pemanfaatan kantor layanan gerbang tol, tempat layanan publik, kantor instansi pemerintah, dan lain-lain, di luar jalan tol sebagai tempat istirahat sementara.
Masyarakat tidak perlu kawatir #IstirahatKeluarTol mengingat perhitungan tarif tol akan berlaku sama, yaitu berdasarkan km-travelled.
Isu kedua adalah tentang perilaku sosial berupa kebiasaan yang diekspresikan di perjalanan mudik dan balik Lebaran.
Menurut Kris, perilaku sosial ini akan mempengaruhi aspek keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan berkendaraan di jalan tol.