Sementara itu, ciri-ciri umat Muslim yang bertaqwa disebutkan ustaz Adi Hidayat.
“Secara singkatnya itu penghambaan kita kepada Allah SWT, solat kita, bagaimana tilawah Quran kita, istigfar kita, taubat kita, itu standar pertama”
“Dimensi spiritual kita yang mengantar kita pada ketaatan yang optimal terhadap Allah SWT.
“Allah membuka ciri-ciri orang bertaqwa dalam Al Quran, dengan peningkatan ibadah ritualnya.”
“Al Baqarah ayat (2) dan (3) żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn. Siapa “muttaqin” orang taqwa yang dimaksudkan di ayat ini? allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta yakni orang-orang yang meningkatkan imannya.”
“Puasa memanggil kita dengan kalimat iman. Cara meningkatkan iman itu salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah ritual kita. Sebagai tanda kebertuhanan kita kepada Allah SWT.”
Lantas, ciri keberhasilan puasa yang kedua adalah dari sisi dimensi sosial, interaksi kita terhadap sesama.
“Solat ketika diwajibkan, maka tanda keberhasilannya adalah interaksi yang baik kita dengan lingkungan sekitar kita.”
“Mencegah kita berbuat sesuatu yang buruk kepada orang lain, mencegah kita berperilaku menyimpang, LGBT, homoseksual, kata yang jorok, zina, sesuatu yang menyimpang, sesuatu yang diingkari oleh hati kita.”
“Maka ketika Nabi Muhammad SAW memberikan gambaran tentang keberhasilan orang berpuasa didokumentasikan oleh Imam Al Bukhari (HR. Al Bukhari No 1894; HR Muslim No. 1151) puasa yang benar itu akan menghadirkan perisai pada pelaku.”
“Perisai apa? Bahwa ia tidak akan berkata-kata kotor, lisannya terjaga, ia tidak bertindak yang mengurangi kehormatan dirinya, mempu menahan diri dari segala macam provokasi. Semua itu adalah gambaran dari sifat mulia dalam kehidupan.”
“Maka dari itu, saat ini kita cek, bagaimana hubungan kita dengan Allah, dengan orangtua, dengan pasangan, hubungan dengan anak-anak, tetangga, sebelum kita wafat dan kembali kepada Allah SWT. (*)