Namun, berkat dukungan sang ibu, Osha tak berhenti mengeksplorasi minatnya.
Mulai dari bermain musik hingga mampu bermain biola, menempuh studi di jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada sesuai minatnya sejak kecil di bidang sejarah dan kepurbakalaan, hingga menjadi pelari marathon pertama di Indonesia dengan autisme.
Sejak tahun 2022, Osha pun kerap membagikan kisahnya sebagai penyandang autisme di usia dewasa kepada komunitas TikTok.
Salah satu kontennya yang paling banyak menarik komentar dan interaksi dari komunitas adalah tentang masking, yaitu cara orang dewasa dengan autis menutupi ciri khas autisme saat sedang di depan publik, misalnya dengan berusaha lebih lama kontak mata dan mengurangi distraksi fokus.
Ia memperlihatkan kesehariannya sebagai orang dewasa, caranya memecahkan masalah, dan terus menekankan bahwa dirinya yang sekarang adalah hasil dari perjuangan panjang sejak kecil.
Konten-kontennya pun membantu komunitas TikTok untuk lebih memahami tentang tantangan dan usaha orang dengan autisme, sehingga harapannya bisa lebih berempati.
Melalui konten-kontennya, Osha ingin memberikan pemahaman bahwa anak dengan autisme pun dapat menjalani kehidupan dewasa yang mandiri dan berprestasi.
Gugun Hernandes (@duniaautis) berikan kiat dan semangat kepada para orang tua yang memiliki anak dengan autisme
Sebagai seorang ayah dengan anak berkebutuhan khusus, Gugun Hernandes merasakan adanya kebutuhan untuk saling mendukung antara sesama orang tua dengan anak yang memiliki gangguan autisme.
Gugun, yang berprofesi sebagai seorang kuli bangunan, serta sang istri yang merupakan seorang tenaga kesehatan, terus berjuang untuk mengupayakan terapi bagi anak sulung mereka, Uwais Al Zaigham.
Di salah satu unggahannya, ia bercerita tentang tekadnya untuk mengajarkan kemampuan-kemampuan dasar pada anaknya lewat kegiatan sehari-hari.