Baca Juga: Innalillahi, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Selamat Jalan Ibu Puteri Indonesia
Kedua tokoh perempuan Indonesia ini bertekad agar tanaman herbal atau jamu tradisional Indonesia menjadi solusi utama untuk kesehatan dan kebugaran tubuh," ungkap Basarah.
Basarah juga menyoroti peran politik Mooryati dalam memajukan bangsa, termasuk saat menjadi salah satu pimpinan MPR pada periode 2004-2009.
Mooryati juga terlibat dalam Panitia Ad Hoc III DPD, yang menangani masalah pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, termasuk kesejahteraan perempuan.
“Selain fokus terhadap kemajuan perempuan Indonesia, beliau juga selalu berpesan agar semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus terus dijaga dan dibela sepanjang masa untuk generasi sekarang dan yang mendatang.
Semangat kebangsaan itu yang akan terus diingat,” ujar Ketua DPP PDI-P ini.
Selain itu, Mooryati Soedibyo ternyata cucu raja Surakarta sekaligus pernah duduki jabatan mentereng ini di pemerintahan.
Melansir dari Bangkapos.com, Mooryati adalah seorang pengusaha wanita Indonesia yang lahir pada tanggal 5 Januari 1928.
Dia menjabat sebagai Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Periode 2004-2009.
Mooryati memiliki keturunan bangsawan, sebagai cucu Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta.
Sejak usia 3 tahun, dia tinggal di Keraton Surakarta, pusat kebudayaan Jawa.
Di sana, dia menerima pendidikan tradisional yang menekankan adat, seni tari, musik, batik, pengetahuan tentang tanaman obat, pembuatan jamu dan kosmetika tradisional, sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa Kuno, dan seni lainnya.