Laporan Wartawan Grid.ID, Mardyaning Christ Cahyarani
Grid.ID - Salah satu siswi dari SMAN 1 Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat dikabarkan meninggal dunia.
Peristiwa ini terjadi saat Kayla Nur Syifa (16) tengah mengikuti tes fisik dalam seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Dikutip dari laman Tribunjatim.com, sebelum meninggal dunia korban sempat kejang-kejang dan mulutnya mengeluarkan busa.
Melihat kondisi tersebut, Kyla langsung dibawa ke rumah sakit.
Keluarga korban merasa terkejut mengingat korban tak memiliki riwayat penyakit.
Sementara itu dikutip dari laman Kompas.com, siswi usia 16 tahun ini sebelumnya mengikuti rangkaian seleksi Paskibraka secara berturut-turut.
Kegiatan itu dimulai sejak Rabu (17/04/2024) hingga Kamis (18/04/2024) yang mana korban sempat menginap di GOR Palabuhanratu.
Pada keesokan harinya, korban kembali mengikuti serangkaian seleksi pelatihan peraturan baris berbaris (PBB).
Bukan hanya itu namun juga ada tes fisik kesamaptaan yang digelar di Lapangan Cangehgar, Palabuhanratu.
Kira-kira pukul 7.15 WIB, korban masuk pada sesi pertama dan diminta untuk lari selama 12 menit sebanyak 7 putaran dengan jarak tempuh 2 kilometer.
Namun saat seleksi tersebut Kyla tiba-tiba pingsan di lintasan lari saat hendak beristirahat.
"Usai lari untuk pendinginan mau istirahat itu, sempat berhenti dan diam, langsung pingsan saat masih jalan (lintasan lari)," ungkap Kepala Bidang Wawasan Kebangsaan (Wasbang) Baskesbangpol Kabupaten Sukabumi, Anzar Kusnandar.
Melihat kondisi saat itu, Azar kembali menjelaskan bahwa Kayla sempat mendapat penanganan pertama.
Namun pada akhirnya Kayla dibawa ke RSUD Palabuhanratu dan diungkapkan oleh dokter bahwa fungsi jantung sudah mulai melemah
"Kita bawa ke tribun untuk penanganan pertama. Ternyata, kejang-kejang dan mengeluarkan busa, mata mulai berbalik, dan nadi sulit diraba."
"Langsung kita bawa ke RSUD Palabuhanratu dan diperiksa sudah meninggal. Dokter menyatakan kemungkinan kurangnya udara atau oksigen ke otak, sehingga akhirnya ke jantung," kata Anzar," jelasnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), Tri Romadono mengungkap sebelum melakukan seleksi Kyla dinyatakan telah lolos dalam serangkaian tes kesehatan.
Diungkapkan juga korban tidak mengeluhkan ada rasa sakit kepada panitia sehingga dirinya tetap mengikuti tahap seleksi selanjutnya.
"Adapun almarhumah hasil tes kesehatan awal bagus dan dinyatakan lolos, tinggi badan bagus, postur bagus."
"Kemudian ngikutin tahap kedua hari Kamis kemarin, yaitu parade sifatnya baris berbaris, bagaimana sikapnya si anak bagus, dinilai oleh panitia, kemudian lolos, lari ke test kesamaptaan tadi pagi," ujar Tri.
Tri mengungkap Kayla jatuh usai menyelesaikan tujuh putaran lari dan hendak beristirahat.
(*)