Bertemu dengan ibunya, Marmi sangat bahagia.
Ia tak henti memeluk sang ibu yang sudah berusia renta.
"Dipuas-puasin bersama orang tua, lepas kangen dulu. Rencananya balik, karena rumahnya di sana (Riau)," katanya.
Mbah Wiji juga banjir air mata saat memeluk sang anak.
"Anak selama ini tidak tahu keberadaannya tiba-tiba muncul," ucap Mbah Wiji yang masih enerjik, dengan mata berkaca-kaca penuh hari.
Ia mengaku selalu merindukan putri sulungnya tersebut.
"Sekarang sudah senang, bisa bertemu anak yang selama ini hilang. Saya ingat dulu anaknya 5, sekarang malah nambah cucu 19," katanya.
Kini, Marmi pulang bersama sejumlah anaknya dan membuat Mbah Wiji larut dalam keharuan.
Demikian juga jika ada orang asing di lingkungannya, Mbah Wiji berharap itu adalah cucunya yang tersesat saat pulang.
Dilansir dari Kompas.com, Tsunami Aceh terjadi pada hari Minggu, 26 Desember 2004 silam.