Merasa dipermalukan, pengantin pria langsung marah tak karuan.
Akibatnya, dengan cepat ia memutuskan untuk mengajukan permohonan cerai, meskipun baru 15 menit setelah pernikahannya terdaftar.
Mereka segera berpisah karena alasan yang tidak terduga.
Keputusan ini mengakhiri potensi kehidupan pernikahan mereka bersama-sama.
“Pengantin pria merasa terhina dan malu.
Dia mengatakan kepada ayah mertuanya bahwa dia tidak ingin lagi menikahi putrinya dan menceraikannya hanya 15 menit setelah menandatangani surat pernikahan.” ujar seorang pengacara yang mewakili pengantin pria.
Situasi ini mencerminkan realitas bahwa di Dubai, kontrak pernikahan sering kali membuat wanita merasa "diperdagangkan" dan dimiliki oleh suami mereka, dengan semua aspek kehidupan mereka diatur oleh aturan yang ditetapkan oleh suami.
Wanita sering kali terbatas dalam kegiatan sosial dan harus meminta izin suami untuk melakukan hal-hal sehari-hari, seperti berteman dengan orang lain.
Akibatnya, banyak wanita Emirat menghabiskan sebagian besar waktu mereka di rumah, fokus pada pekerjaan rumah tangga.
Kabar Lainnya: Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel