Usai melakukan hal itu, korban dan beberapa temannya lalu turun ke lantai dua.
Setelahnya mereka dipanggil oleh seniornya.
"Kemudian, mereka dipanggil sama senior tingkat dua yang bernama T (21) dan teman-temannya. Kemudian, T bertanya siapa yang menyuruh mereka pakai baju olahraga ke gedung pendidikan lantai 3 masuk ke kelas?" ujar Suprobo.
Terduga pelaku T lantas mengajak korban ke toilet koridor di lantai dua.
T diduga memukul perut korban sebanyak lima kali.
"Kemudian, mereka berlima disuruh baris paling pertama korban (P), kedua Angga, ketiga Dicky, keempat Jeremy, kelima Reski," ujarnya.
Lima teman yang menyaksikan kejadian diminta untuk keluar dari toilet.
Usai kejadian, korban langsung dilarikan ke klinik.
Namun nahas, korban meninggal dunia sesampainya di klinik itu.
Sementara melansir dari laman Kompas.com, pihak keluarga korban mendesak adanya keadilan bagi Putu Satria.
Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga Putu, Tumbur Aritonang.
"Kami menyesalkan kejadian ini (kekerasan) ada di lingkungan pendidikan ya. Apalagi ini bukan terjadi cuma satu kali sebenarnya, sudah beberapa kali," ujarnya.
Tumbur Aritonang lantas mengatakan bahwa pihak keluarga korban meminta keadilan terhadap korban.
"Intinya keluarga minta keadilan. Kami serahkan semua penyelidikan ke polisi dan kami siap mengikuti setiap prosesnya," jelas Tumbur.
(*)