Ketika sisa debu ini memasuki atmosfer Bumi, mereka terbakar dan menciptakan kilatan cahaya yang mirip dengan bintang jatuh.
Dengan jumlah sisa debu yang melimpah, penampakan ini terasa seperti hujan meteor dari perspektif Bumi.
“Hujan meteor Eta Aquarids terjadi karena Bumi melintasi sisa debu komet Halley,” jelas Thomas.
Thomas menyatakan bahwa hujan meteor ini adalah peristiwa tahunan karena sisa debu komet Halley berada dalam lintasan evolusi Bumi.
Kapan waktu yang sesuai untuk menyaksikan hujan meteor Eta Aquarids?
Ia memastikan bahwa fase puncak hujan meteor Eta Aquarids ini dapat dilihat oleh masyarakat di Indonesia.
Thomas menyatakan bahwa puncak hujan meteor Eta Aquarids bisa diamati di Indonesia mulai sekitar pukul 03.00 hingga sebelum Matahari terbit.
Jumlah meteor yang terlihat pada saat itu bisa mencapai 50-60 meteor per jam.
Di luar puncak, masyarakat masih bisa melihat meteor, meskipun dengan intensitas yang lebih rendah.
Untuk menikmati penampakan puncak hujan meteor Eta Aquarids, Thomas menyarankan agar masyarakat melihat ke arah timur dan tenggara.
Hal ini akan meningkatkan peluang untuk melihat meteor yang memasuki atmosfer dan membakar, menciptakan ilusi bintang jatuh yang menakjubkan.
Selain itu, penting untuk memilih lokasi pengamatan yang minim polusi cahaya atau lampu jalan, agar penglihatan ke langit tidak terganggu.
Tempat yang terbuka dan tidak tertutup oleh bukit, pepohonan, atau bangunan juga sangat direkomendasikan.
(*)