Pemeriksaan kesuburan, awalan menuju keberhasilan
Pada wanita, pemeriksaan kesuburan bisa dilakukan dengan tes ultrasonografi (USG).
Jika diperlukan pemeriksaan atau tindakan lebih lanjut maka akan dilakukan prosedur laparoskopi atau histeroskopi.
"Semakin bertambahnya usia, kondisi kesuburan wanita akan menurun. Memasuki usia 35 tahun maka kondisi kesuburan akan menurun secara signifikan. Hal ini disebabkan jumlah dan kualitas sel telur yang kian berkurang sehingga proses pembuahan pun membutuhkan lebih banyak waktu," jelas dr. Tiara.
Untuk mengetahui jumlah cadangan sel telur maka diperlukan tes hormon Anti-Mullerian Hormone (AMH).
"Pemeriksaan ini penting bagi Bunda yang ingin memantau dan membantu diagnosis adanya masalah ovarium. Salah satu gangguan kesuburan yang bisa dilihat dari hasil tes AMH adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS)," urai dr. Tiara.
Baca Juga: Demi Pastikan Anaknya Dapat Gizi Terbaik, Ridho 2R Masak Sendiri MPASI untuk Buah Hatinya
Sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi juga membuat pasangan yang akan menikah melakukan pemeriksaan organ reproduksi atau pre-marital check up.
Data dari POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) tahun 2023 menyatakan bahwa 3460 dokter Obgyn adalah Laki-laki dan 1810 dokter Obgyn Perempuan, menariknya bagi wanita yang merasa malu atau tidak nyaman memeriksakan USG Transvaginal dengan dokter laki-laki, pemeriksaan akan dibantu oleh perawat perempuan dan saat pemeriksaan akan didampingi oleh pasangan.
Masalah kesuburan tidak hanya terjadi pada wanita, infertilitas juga bisa disebabkan oleh pria.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan infertilitas pada Ayah adalah hormonal, gangguan fisik, gangguan seksual, hingga riwayat medis.
Baca Juga: Heboh Tranferan Rp 500 Juta Ria Ricis ke Teuku Ryan, Hotman Paris Beri Komentar Menohok!