Grid.id - Tak ada yang menyangka, ARP (13) kini divonis menderita depresi.
Bocah kelas VI SD itu sering mengamuk dan malas bersekolah usai HP kesayangannya dijual kedua orang tuanya.
Melansir dari Tribun Cirebon, ARP sangat ingin memiliki HP.
Ia ingin berkomunikasi layaknya teman-temannya di sekolah.
Dari niat itulah, ARP mengumpulkan sendiri uang untuk membeli alat komunikasi itu.
Sayangnya, ARP harus menelan pil pahit.
HP yang ia miliki justru dijual oleh kedua orang tuanya.
Oleh karenanya, ARP sering mengamuk dan membanting barang yang ada di rumahnya di Kampung Gunungsari Bedeng, RT.4/7, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
Melihat anak berusia 13 tahun itu terpukul, warga setempat berusaha menolong ARP.
Ketua RT 4/7, Ajat Supriadi mengatakan bahwa warga bahkan bahu membahu untuk membelikan ARP HP baru dan juga sepeda.
Namun sayangnya, kedua orang tua ARP kembali menjual barang-barang itu karena tak punya uang.
"Sebenarnya saya gak mau menuduh dijual sama orang tuanya, tapi melihat kondisi perekonomiannya yang bisa dibilang sangat kurang, orang tuanya melihat HP dan sepeda Arya bernilai uang, sehingga dijual. Pernah kami berswadaya sama masyarakat memberikan sepeda ke Arya, tapi lagi-lagi sepeda dan HP kembali hilang (dijual lagi sama orang tuanya)," kata Ajat.
Melansir dari Kompas.com, ARP sempat didampingi sejumlah pegawai Dinas Pendidikan Kota Cirebon.
ARP diketahui sudah lama tak bersekolah karena gangguan yang dideritanya itu.
Padahal, ia adalah anak yang rajin dan bahkan menggunakan HP yang dimilikinya itu demi kegiatan belajarnya.
"Jadi, anak ini mengumpulkan uang untuk membeli hp dari uang sendiri. Anaknya baik, kecerdasannya juga baik. Masalahnya bermula dari ibunya menjual hp itu, tapi tidak bisa disalahkan juga, karena kondisi desakan ekonomi," jelas Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih.
(*)