Find Us On Social Media :

Misteri Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Ciater Subang Terungkap, Polisi Temukan Kejanggalan Ini hingga Sopir Ditetapkan Jadi Tersangka

By Ines Noviadzani, Selasa, 14 Mei 2024 | 19:39 WIB

Polisi tetapkan sopir bus yang membawa SMK Lingga Kencana alami kecelakaan sebagai tersangka.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani

Grid.ID - Terungkap beberapa kejanggalan dalam kecelakaan bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater Subang.

Kecelakaan bus Putera Fajar beberapa waktu lalu masih menjadi sorotan publik.

Diketahui kecelakaan maut itu menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan lainnya mengalami luka-luka.

Atas kejadian tersebut, polisi akhirnya menetapkan sopir bus bernama Sadira sebagai tersangka.

Dilansir dari Kompas.com, dalam jumpa pers di Polres Subang, pihak kepolisian mengungkap telah memeriksa sebanyak 13 saksi, termasuk 2 saksi ahli.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, polisi akhirnya menetapkan satu orang tersangka yang tak lain adalah sang sopir bus.

Hal itu diungkap oleh Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo.

"Dari hasil pemeriksaan tersebut, kita sudah menyimpulkan dan menetapkan 1 tersangka," ujar Wibowo.

"Sadira terbukti lalai, sudah jelas mobil dalam keadaan sudah rusak tak layak jalan, namun terus dipaksa jalan, hingga akhirnya bus tersebut mengalami kecelakaan dan menewaskan 11 penumpang dan 40 penumpang lainnya luka-luka," jelasnya.

Sementara dilansir dari Tribunnews.com, ditemukan beberapa kejanggalan yang diduga menjadi penyebab adanya kecelakaan.

Baca Juga: Viral, Kesaksian Warga Terkait Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana di Ciater Subang, Akui Jadi Laka yang Paling Parah

Yang pertama mengenai kondisi lampu bus yang sempat mati.

Hal itu menjadi dugaan bus telah mengalami mati mesin saat melintas di Jalan Raya Ciater Subang.

Kejanggalan lainnya ialah status uji kir yang sudah kadaluarsa sejak Desember 2023 dan tak memiliki izin angkutan.

Kejanggalan lainnya yang ditemukan pada bus yaitu mesin bus yang bermasalah, oli sempat bocor, dan tidak adanya jejak rem.

Kini 11 korban meninggal dunia telah dimakamkan dan korban luka-luka telah mendapat perawatan intensif dari pihak medis.

(*)