Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani
Grid.ID - Kasus pembunuhan yang dilakukan seorang santri pondok pesantren di Palangkaraya terhadap ustazah kini jadi sorotan publik.
Terlebih dugaan motif pembunuhan santri tersebut karena adanya dendam yang lama terpendam.
Dilansir dari Kompas.com, diketahui pelaku merupakan seorang santri berinisial FA (13), sementara korban diketahui seorang ustazah berinisial STN (35).
Pelaku tega melakukan pembunuhan dengan cara menusuk korban yang tengah tertidur di kamarnya.
Hal itu dilakukannya diduga lantaran ia merasa dendam telah dihukum oleh korban.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolresta Palangkaraya, Kombes Pol Budi Santosa.
"Satu hari sebelum kejadian pelaku kembali melakukan pelanggaran kemudian dihukum menyalin dua juz Al-Quran oleh ustaz yang membimbingnya," jelas Budi.
Namun karena usianya yang masih 13 tahun pelaku tak ditahan.
"Sesuai dengan undang-undang yang bisa ditahan minimal usia 14 tahun sedangkan pelaku masih 13 tahun," ujar Budi.
Dilansir dari Tribunnews, diketahui pelaku menyusup masuk ke dalam rumah korban melalui jendela yang tidak terkunci.
"Pelaku masuk ke dalam rumah korban melalui jendela yang tidak terkunci kemudian mengambil pisau yang berada di dapur," ujarnya.
Usai mengambil pisau, pelaku langsung menusuk korban yang tengah tidur di bagian wajah dan dadanya.
Korban pun sempat berteriak meminta tolong.
Hal itu membuat pengurus pondok pesantren yang lain datang ke lokasi dan menemukan korban telah bersimbah darah.
"Mendapati kejadian tersebut pengurus pesantren, kemudian bergegas membawa korban ke RS Bentang Pambelum untuk dilakukan pertolongan medis," jelas Budi.
Namun nahas nyawa korban tak dapat diselamatkan.
Sejumlah saksi pun tak luput dari pemeriksaan polisi guna mengusut kasus yang ada.
(*)