Prestasinya sangat penting, yaitu mengubah ibu kota kerajaan menjadi kota metropolis yang modern.
Selain itu, di era Gubernur Salman, hubungan kerja sama antara Saudi dengan beberapa negara di kawasan Arab, seperti Kuwait, Bahrain, dan Qatar, semakin erat.
Pada 5 November 2011, Salman dipercaya menjabat sebagai Wakil Kedua Perdana Menteri, Menteri Pertahanan Arab Saudi, sekaligus anggota Dewan Keamanan Nasional (NSC).
Pengalamannya di kancah internasional dalam menjalin hubungan baik antar negara, membuatnya dipercaya memegang posisi-posisi penting tersebut.
Memilih Salman adalah langkah yang tepat, karena saat menjabat, dia melanjutkan kebijakan kerajaan dalam mengintervensi situasi di Bahrain yang tengah diguncang gerakan anti-pemerintahan.
Salman juga meningkatkan kekuatan pertahanan Saudi. Pada 2013, pengeluaran kerajaan di bidang militer meningkat luar biasa, mencapai 67 miliar dollar AS.
Salman juga memimpin militer Saudi dalam koalisi dengan AS dan negara Arab lainnya untuk melawan organisasi teroris ISIS di Irak dan Suriah pada 2014.
Hingga akhirnya, dia diangkat sebagai pangeran mahkota pada 18 Juni 2012, menyusul kematian pangeran mahkota sebelumnya, Pangeran Nayef, sekaligus ditunjuk sebagai Wakil Pertama Perdana Menteri.
Penunjukkan Salman sebagai pangeran mahkota dipandang sebagai upaya Raja Abdullah untuk meneruskan reformasi di Arab Saudi.
Pangeran Salman juga diyakini akan lebih fokus meningkatkan ekonomi negara daripada melakukan perubahan politis.
Pada 27 Agustus 2012, Pengadilan Kerajaan mengumumkan bahwa Pangeran Salman ditunjuk untuk menjalankan tugas urusan negara selama Raja Abdullah berada di luar negeri.