Susanto, Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia, menyampaikan “Sebagai bagian dari NGO Global, Habitat for Humanity Indonesia memperluas intervensinya dengan melakukan pelatihan kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk bisa hidup lebih mandiri, berdaya, dan sejahtera.
Oleh karena itu, kami menyambut baik kerjasama dengan AXA Financial Indonesia melalui program edukasi literasi keuangannya yang akan sangat membantu bagi warga Desa Kedung Dalem ini untuk bisa mempelajari dan memahami cara pengelolaan keuangan rumah tangga serta memahami pentingnya menjaga lingkungan melalui pengelolaan sampah rumah tangga.”
Materi pelatihan yang difokuskan untuk ibu-ibu rumah tangga di Desa Kedung Dalem ini, mengangkat topik pengelolaan keuangan yang diberikan tim AXA Financial Indonesia, dengan fokus pada pengelolaan keuangan dasar seperti cara membedakan keinginan dan kebutuhan serta pembukuan rumah tangga.
Selain itu, pembekalan juga diberikan terkait bagaimana menyikapi pinjaman online dan memperkenalkan alternatif lembaga keuangan resmi untuk memberikan pinjaman yang lebih aman bagi masyarakat.
Sedangkan edukasi metode pengelolaan sampah bersama Puskesmas setempat meliputi proses awal seperti pewadahan, pengumpulan, pemilihan, penggunaan ulang hingga pemrosesan akhir sampah dengan melibatkan masyarakat.
Selain pelatihan literasi keuangan dan pengelolaan sampah, warga di Desa Kedung Dalem ini juga mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan dasar dari penyelenggaraan program AFI Berbagi.
Pemeriksaan Kesehatan bagi warga Lanjut Usia (Lansia) ini merupakan hasil kerjasama AXA Financial Indonesia dengan RS Hermina.
Baca Juga: 5 Shio Paling Berbakat Menjadi Kreator, Punya Jiwa Artistik yang Mendarah Daging
Sejumlah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan antara lain pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan konsultasi gratis oleh dokter.
Desa yang menjadi tempat penyelenggaraan program CSR AXA Financial Indonesia ini adalah Desa Kedung Dalem, Mauk, Kabupaten Tangerang.
Sebagian besar warga desa bekerja sebagai buruh tani atau nelayan musiman sehingga pendapatannya pun tak menentu. Desa yang berjarak hanya sekitar 2 jam dari Jakarta ini, memiliki penduduk kurang lebih sebanyak 6 ribu4.
(*)