Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID - Pengadilan Negeri Jakarta Barat kembali menggelar kasus narkoba aktor Ibra Azhari pada Selasa (28/5/2024) siang.
Adapun agenda persidangan adalah pemeriksaan saksi yang didatangkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Saksi merupakan Kirwanto dan Dani, dua anggota tim Reserse Narkoba Polres Jakarta Barat yang mengamankan Ibra di TKP.
Sayangnya, Ibra tidak dihadirkan secara langsung di ruang sidang, melainkan secara daring.
Dalam persidangan tersebut, kedua saksi diberikan pertanyaan seputar kronologi penangkapan Ibra Azhari di sebuah apartemen di Ciputat, Tangerang Selatan.
Saksi bernama Kirwanto mengakui bahwa kasus ini berawal dari informasi yang diterima kepolisian dari masyarakat setempat.
"Informasinya akan terjadi transaksi narkotika di sana," kata Kirwanto di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (28/5/2024).
Kirwanto juga menyebutkan bahwa Ibra memesan satu paket narkoba kepada Andre.
Paket narkoba itu kemudian diantar melalui ojek online pada Rabu (3/1/2024) sore.
Paket tersebut kemudian diterima oleh Nandya, seorang wanita yang disebut sebagai kekasih Ibra.
"Sorenya, Yang Mulia. Pakai GoSend, Yang Mulia," ucap Kirwanto.
"Yang menerima Saudara Nandya," lanjut Kirwanto.
Dalam keterangannya, Kirwanto juga menyebutkan bahwa paket narkoba tersebut belum dibayar oleh Ibra.
"Yang di apartment uangnya Ibra, cuman pengakuan saat itu utang, belum bayar," ucap Kirwanto.
Dalam persidangan ini, Kirwanto juga mengonfirmasi adanya barang bukti berupa sabu seberat 0,076 kilogram dan alat hisap.
Sebagai informasi, aktor Ibra Azhari ditangkap atas kasus narkoba di sebuah apartemen di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, pada Rabu (3/1/2024) malam.
Ini merupakan keenam kalinya adik dari aktris Ayu Azhari ini terlibat kasus narkoba.
Atas perbuatannya, Ibra Azhari didakwa dengan dua pasal yaitu Pasal 114 Ayat 1 UU Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP dan Pasal 112 Ayat 1 UU Nomor 35 tahun 2008 tentang Narkotika Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Adapun hukuman penjara untuk Pasal 114 adalah minimal 5 tahun penjara dan untuk Pasal 112 adalah minimal 4 tahun penjara.
(*)