Menurut Atta, mobil mewah dengan mesin V12 itu kurang nyaman dikendarai di jalanan Indonesia.
Tampilannya yang menawan kerapkali jadi perhatian orang setiapkali lewat di jalanan umum.
“Cuma kalau aku naik aku nggak suka om, sumpah aku stres kalau naik mobil ini,” keluh Atta Halilintar.
Selain soal tampilannya, Atta juga mengeluhkan suara mobil Lamborghini yang terlalu keras bahkan getarannya bisa merusak lampu LED di garasi mewahnya itu.
“Di jalan dilihatin orang, kenceng banget suaranya, V12 aja ini kalau hidup lampu-lampunya (lampu garasi) kadang ada yang pecah om, karena geter kreek getarannya,” kata Atta menceritakan pengalaman tak mengenakannya.
Stres yang dirasakan Atta tak hanya ketika mengendarai mobil mewah itu, tapi juga karena biaya pajaknya yang memiliki nominal fantastis.
“Sebenernya nyusahin sih ya mobil ini, pajaknya juga nyusahin. Iya sebenernya nyusahin emang enakan klasik walaupun harganya juga mahal.”
“Tapi ini harganya juga naik om sekarang, Lambo Ferarri itu naik karena kan harga barunya sekarang (mahal),” tutur Atta Halilintar.
Sekalipun mengeluhkan banyak hal, sebagai pecinta otomotif, Atta tak merasa rugi mengoleksi mobil Lamborghini.
Harga Lamborghini yang setiap tahunnya naik membuat Atta tak menyesal telah membelinya.
(*)