Find Us On Social Media :

Siapa Sosok Arina Winarto yang Polisikan Suami BCL, Tiko Aryawardhana? Ini Profil dan Profesinya yang Mentereng

By Ines Noviadzani, Rabu, 5 Juni 2024 | 16:49 WIB

Sosok mantan istri Tiko Aryawardhana yang polisikan suami BCL atas dugaan penggelapan uang

Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani

Grid.ID - Suami BCL, Tiko Aryawardhana dipolisikan oleh mantan istrinya, Arina Winarto.

Tiko dipolisikan karena dugaan penggelapan uang senilai Rp 6,9 miliar.

Nama mantan istri Tiko, Arina Winarto pun menjadi sorotan.

Lantas siapa sebenarnya Arina Winarto?

Dilansir dari laman Tribun Trends, berikut merupakan profil Arina Winarto, mantan istri Tiko Aryawardhana.

Diketahui Arina pernah bekerja di bank HSBC.

Ia lahir pada 28 April 1978 dan kini bekerja di perusahaan swasta.

Nama Arina bahkan diketahui pernah hadir dalam acara Prestige Hongkong yang merupakan anak perusahaan dari Hubert Buda Media.

Arina resmi bercerai dari Tiko pada 30 Desember 2021.

Rupanya sebelum bercerai, keduanya sempat mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman.

Baca Juga: Kronologi Tiko Aryawardhana Dipolisikan Mantan Istri, Suami BCL Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Dugaan penggelapan uang dari bisnis yang dilakoni bersama itu yang membuat Arina melaporkan Tiko ke polisi.

Dilansir dari Kompas.com, rupanya permasalahan terjadi pada rentang tahun 2015 sampai 2021.

Pada saat itu keduanya sepakat mendirikan sebuah perusahaan.

Diungkap oleh kuasa hukum Arina, Leo Siregar bahwa seluruh modal berasal dari kliennya.

"Tapi, untuk modal perusahaan seluruhnya dari klien kami," ujar Leo.

Pihaknya mengaku Tiko lebih aktif mengelola perusahaan hingga muncul kecurigaan saat tiba-tiba pria yang kini menjadi suami BCL itu mengatakan perusahaan harus tutup.

"Klien kami selama ini tahunya usaha lancar. Tapi, kok tiba-tiba di 2019, Tiko bilang usaha mau tutup karena tidak kuat membayar sewa," jelasnya.

"Kecurigaan terkait dugaan penggelapan ini makin menguat ketika pada tahun 2021, AW menemukan ada dua dokumen berupa profit dan loss yang mencurigakan," ujar Leo.

(*)