Find Us On Social Media :

Geni Faruk Bongkar Status Sekolah Anak-anak Gen Halilintar yang Selama Ini Bikin Kepo Netizen

By Okki Margaretha, Jumat, 14 Juni 2024 | 14:02 WIB

Geni Faruk membongkar status pendidikan anak-anaknya yang setiap kali selalu bepergian.

Grid.ID – Keluarga Gen Halilintar dikenal sebagai keluarga yang kerap kali bepergian bahkan hingga luar negeri.

Lantaran hal itu, tak sedikit netizen yang penasaran bagaimana nasib pendidikan anak-anak Gen Halilintar.

Pasalnya, beberapa di antara mereka memag ada di usia sekolah.

Seolah memahami kekepoan netizen, Geni Faruk, memahami kebingungan netizen sekaligus penggemar keluarga Gen Halilintar.

“Karena mereka lihat kan kita selalu jalan, padahal ada anak usia sekolah ya,” kata Lenggogeni saat menjadi bintang tamu dalam acara Pagi Pagi Ambyar, Jumat (14/6/2024).

Meski kerap bepergian ke luar negeri, sebagai ibu, Lenggogeni tak pernah melupakan hak anak-anaknya untuk tetap mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak lainnya.

Makanya, meski sedang bepergian, Lenggogeni mewajibkan anak-anaknya untuk sekolah.

Lantas, bagaimana caranya?

“Kita menerapkan mobile schooling,” kata Lenggogeni.

Jika masyarakat awam mengenal istilah home schooling, Lenggogeni yang suka bepergian dari satu tempat ke tempat lain, memilih untuk mengajak guru untuk anak-anaknya.

Jadi, tim pengajar yang disiapkan Lenggogeni untuk anak-anaknya itu memiliki tugas rangkap, yakni sebagai pengajar, dan juga tim dokumentasi.

Baca Juga: Rencana Pernikahan Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid Makin Dekat, Gen Halilintar Sudah Fitting Jas

“Guru yang kita ikut (bepergian), misal merangkap jadi cameraman dan lainnya,” kata Lenggogeni.

“Kepala sekolahnya itu pak Halilintar dan ibu Gen,” kata Lenggogeni.

“Bedanya home schooling itu di rumah. Nanti mereka ikut ujian Diknas dan paket (A dan C) juga,” kata Lenggogeni.

Sudah dapat dibayangkan betapa repotnya ketika keluarga ini berpindah-pindah tempat saat berjalan-jalan.

Memiliki banyak anak, ditambah tim pengajar yang akan membimbing anak-anak Gen Halilintar dalam hal pendidikan.

“Kira-kira minimal itu semua 20 orang, tim merangkap guru,” kata Lenggogeni.

Menurut Lenggogeni, pola pendidikan berpindah-pindah yang diterapkannya kepada anak-anaknya, amat baik dan menguntungkan.

Sebab, anak-anaknya bisa belajar langsung dari sumbernya.

“Mereka ini lagi tertarik history. Dia ini sangat menguasai history dan peta negara.”

“Kita ke Uzbekistan jadi langsung ke penemunya, kalau suka dengan algoritma, jadi melihat langsung.” (*)