Setelahnya, mereka akan menjadi banyak dengan memanggil teman-temannya.
"Ciri-ciri dari rojali ini adalah datang sendiri atau berdua dan berkembang biak menjadi banyak," cerita Agus Arya.
Parahnya lagi, setiap kali ditawari akan memesan menu apa, para rojali akan berdalih dengan mengaku masih menunggu temannya.
Namun saat temannya datang, mereka disebut Agus akan membawa makanan dan minuman dari luar.
"Setiap kami tawari menu, jawabannya selalu masih menunggu," ujar Agus Arya.
"Setelah kami tunggu ternyata temannya itu datang membawa es teh dan cilok dari luar," imbuhnya.
Dan ya, sebagai pengusaha, aksi rojali itu tak dipungkiri membuat cafe menjadi merugi.
"Semakin ke sini semakin agak meresahkan.
Bayangkan misalnya dalam satu tahun, untuk kedai kopi yang segmennya mahasiswa.
Ada beberapa bulan harus dimaksimalkan dan ada beberapa bulan yang kami harus sabar," paparnya.
Belum lagi, jika para rojali itu terus berdatangan di bulan-bulan saat kafe tengah sepi pengunjung lain.