Grid.ID – Selain viralnya candaan nyeleneh netizen soal Thariq yang sudah haji sejak usia 2 bulan, belakangan pengguna media sosial juga ramai dengan kemunculan joki Strava.
Bagi yang belum familiar dengan Strava, ini adalah sebuah aplikasi ‘media sosial’ populer yang dilengkapi dengan GPS, dan biasanya dipakai para penggemar olahraga untuk melacak aktifitas fisik si pengguna.
Strava berasal dari bahasa Swedia ‘strive’ yang artinya ‘berjuang’, dikembangkan oleh duo Michael Horvath dan Mark Gainey dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2009 silam.
Biasanya, aplikasi ini digunakan oleh para penggemar olahraga, untuk melihat pencapaian target fisik dan membagikan capaian mereka selayaknya media sosial lain.
Tak sedikit pula pengguna Strava yang memamerkan pencapaian fisik mereka dan mengunggahnya ke media sosial lain, sehingga hal ini memunculkan fenomena jasa ‘joki Strava’.
Dalam konteks ini, joki Strava adalah orang yang menyediakan jasa – semisal berlari – sesuai dengan keinginan si pemesan.
Misal, si pemesan ingin akun Stravanya mencatat jarak lari tertentu – contoh, 10 kilometer - dengan kecepatan atau pace dan target waktu tertentu, maka si joki harus memenuhi sesuai kesepakatan.
Hasilnya, capaian abal-abal itu tercatat dalam akun Strava dan si pemesan bisa menggunakan data capaian itu untuk dipamerkan ke media sosial.
Tawaran layanan joki Strava ini berserakan di akun media sosial X.
Bahkan, ada sebuah akun yang tak segan-segan mencantumkan harga dengan target capaian jarak tertentu.