Di wilayah kejadian menunjukkan suhu puncak awan berkisar antara -80 C hingga 20 C," ungkap BMKG dikutip dari TribunBekasi.com.
"Grafik time series suhu puncak awan dari kanal Inframerah pada 3 Juli 2024 pukul 15.00 - 18.30 WIB di lokasi kejadian berkisar antara -70 C sampai -60 C," imbuhnya.
Di satu sisi, melansir dari Kompas.com menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, penyebab dari hujan es itu sebenarnya serupa dengan hujan air biasa.
Yang bermula dari adanya awan kumulonimbus karena daya angkat atau konventif cukup kuat di wilayah tersebut.
Dimana uap air kondensasi yang dingin melewati atmosfer di lapisan atas yang kemudian membeku.
Setelahnya, es yang sudah terkumpul di atmosfer mulai turun ke area lebih rendah dan hangat, dan es pun mulai mencair.
Sementara itu, hingga kini belum ada laporan kerusakan akibat cuaca ekstrem hujan lebat di wilayah Depok.
"Pada kejadian cuaca ekstrem ini belum ada laporan kerusakan yang signifikan," terang Guswanto.
(*)