Find Us On Social Media :

Innalillahi, Gegara Oplos Kecubung dengan Miras, Puluhan Warga Banjarmasin Dirawat di RSJ, 2 Meninggal Dunia

By Ines Noviadzani, Kamis, 11 Juli 2024 | 18:55 WIB

Gegara oplos kecubung dengan miras, puluhan warga Banjarmasin dirawat di RSJ.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani

Grid.ID - Puluhan warga Banjarmasin harus dirawat di rumah sakit jiwa gegara oplos kecubung dengan miras dan obat-obatan.

Selain itu, dua di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Dilansir dari laman Kompas.com, insiden tersebut terjadi di Banjarmasin Kalimantan Selatan.

Puluhan orang diketahui harus menjalani perawatan di RSJ Sambang Lihum.

Sementara dua korban tak bisa diselamatkan dan meninggal dunia.

Hal itu dikonfirmasi oleh Direktur RSJ Sambang Lihum, Yuddy Riswandhy.

"Pasien laki-laki meninggal dunia pada Jumat tanggal 5 Juli 2024 dan yang wanita Selasa pagi tanggal 9 Juli 2024," ujarnya.

Lebih lanjut Yuddy menjelaskan terkait fenomena mabuk kecubung sebagai salah satu permasalahan serius.

Diketahui saat ini pihak RSJ tengah merawat sebanyak 35 pasien yang diduga mengkonsumsi kecubung.

Para pasien disebut mengalami gangguan mental yang bervariasi dari yang ringan hingga akut.

Baca Juga: Mirip Kasus Norma Risma, Wanita Ini Syok Pergoki Tunangannya Selingkuh dengan Ibu Kandung Sampai Punya Anak, Endingnya Pilu!

Namun Yuddy menyebut semua pasien saat ini masih belum bisa diajak berkomunikasi.

"Namun semua masih belum bisa diajak komunikasi. Sebab penjelasan mereka masih bisa berubah-ubah karena masih ada efek halusinasinya," ujarnya.

Sementara dilansir dari laman Tribunnews, polisi memberi imbauan terkait permasalahan tersebut.

Kapolresta Banjarmasin, Kombes Cucun Kurniadi mengimbau masyarakat agar tak usah mencoba tanaman kecubung.

Ia menjelaskan bahwa tanaman kecubung dapat menyebabkan gangguan mental sementara atau bahkan permanen.

"Hindari mengonsumsi tanaman kecubung yang tidak seharusnya dikonsumsi sembarangan. Jika tanaman ini dikonsumsi, dapat berdampak menyebabkan gangguan mental sementara atau permanen," ujarnya.

Kini data terbaru disampaikan bahwa pasien yang dirawat bertambah menjadi 44 orang.

"Dari 44 orang tersebut, dua di antaranya merupakan korban meninggal," jelasnya.

(*)