Saat itu Tutut masih bingung dengan permintaan Soeharto.
"Bapak sudah tidak kuat lagi. Bapak ingin menyusul ibumu," kata Soeharto.
Mendengar ucapan tersebut, Tutut merinding. Meski begitu, ia yakin ayahnya akan sembuh.
Tak sampai di situ, Soeharto juga berpesan agar Tutut menjaga persatuan keluarga Cendana.
"Kamu dengarkan, wuk. Kamu anak bapak yang paling besar, sepeninggal bapak nanti, tetap jaga kerukunan kamu dengan adik-adikmu, cucu-cucu bapak dan saudara-saudara semua.
Kerukunan itu akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan, dan akan memperkuat kehidupan keluarga. Selain itu Allah menyukai kerukunan.
Ingat pesan bapak... tetap sabar dan jangan dendam. Allah tidak sare (tidur)," kata Soeharto.
Pada sore harinya, kesehatan Soeharto semakin memburuk.
Malam harinya, kondisi Soeharto tidak kunjung membaik bahkan semakin memburuk.
Ketika ditanya di mana yang terasa sakit, Soeharto hanya menggelengkan kepala.
Saat fajar mulai menyingsing, Tutut dan Mamiek dipanggil dari tidurnya.