Find Us On Social Media :

Terobosan Teknologi EBUS (Endobronchial Ultrasound) dalam Deteksi dan Penatalaksanaan Kanker Paru

By Dianita Anggraeni, Rabu, 17 Juli 2024 | 07:07 WIB

Skrining kanker paru bisa dengan BPJS Kesehatan.

Grid.ID - Kanker paru adalah kondisi kesehatan yang serius dan merupakan salah satu jenis kanker yang banyak terjadi di Indonesia.

Faktor utama penyebabnya adalah aktivitas merokok, namun faktor lain seperti paparan asap (perokok pasif), zat berbahaya seperti asbes, radon, dan polusi udara juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru.

Pengertian dan Gejala Kanker Paru-paru

Menurut dr. Ginanjar Arum Desianti, Sp.P (K), dokter spesialis paru RS Siloam MRCCC Semanggi, kanker paru terjadi ketika sel-sel di dalam paru-paru berkembang secara tidak terkendali.

Baca Juga: Tuding Audit Tidak Jelas, Tiko Aryawardhana Suami BCL Bantah Gelapkan Dana Rp 6,9 Miliar

Ada dua jenis utama kanker paru-paru, kanker paru primer, yang dimulai di paru-paru itu sendiri, dan kanker paru sekunder, yang merupakan penyebaran dari kanker di area tubuh lain.

”Gejalanya tidak selalu terlihat pada tahap awal, tetapi beberapa tanda awal yang sering muncul adalah sesak napas, suara serak, batuk terus-menerus dengan atau tanpa dahak dan darah, nyeri dada, serta kelelahan,” sebut dr. Arum.

Ketika kanker paru telah menyebar, gejala yang mungkin muncul termasuk sakit kepala, berat badan turun secara drastis, gangguan keseimbangan, mata dan kulit yang kekuningan, nyeri sendi dan tulang, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Baca Juga: Gelendotan Manja dengan Reino Barack, Intip Mesranya Syahrini dan Suami Jelang Lahiran Anak Pertama, Tak Sabar Ketemu Calon Anak

Diagnosis dan Pengobatan Kanker Paru

Untuk mendiagnosis kanker paru, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah rontgen dada untuk melihat keadaan yang tidak normal, CT scan untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail, sitologi dahak untuk mendeteksi sel-sel kanker dalam dahak, dan biopsi yang dilakukan melalui bronkoskopi untuk memperoleh sampel jaringan yang dicurigai.

Lebih lanjut, dokter lulusan Universitas Indonesia ini menyebutkan jika pengobatan kanker paru disesuaikan dengan jenis kanker dan tingkat penyebaran.