Find Us On Social Media :

Tangis Pilu Polisi Hutan saat Tahu Putrinya Meninggal Dunia, 5 Hari Kerja Tak Bisa Dihubungi

By Ines Noviadzani, Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:09 WIB

Seorang polisi hutan kaget mendengar kabar putrinya yang telah meninggal dunia.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani

Grid.ID - Seorang polisi hutan sekaligus ayah dari mahasiswi Universitas Aisyiyah (Unisa) DI Yogyakarta tak kuasa menahan tangisnya.

Hal itu usai ia baru mengetahui putrinya telah meninggal dunia akibat kecelakaan.

Dirinya sangat terpukul atas kematian putrinya yang berinisial UFA itu.

Dilansir dari Tribun Medan, UFA mengalami kecelakaan tunggal usai menghindari orang yang berteriak sambil membawa senjata tajam pada (20/7/2024).

Korban meninggal dunia pada Rabu (24/7/2024).

Di hari kematian korban, sang ayah yang bekerja sebagai polisi hutan tak mengetahui bahwa putrinya telah tiada.

Sang ayah yang bernama Ridwan saat itu sedang bertugas di hutan dan tak mendapatkan sinyal.

Baru pada hari kelima ia mendapatkan sinyal dan lantas menelepon UFA namun tak ada yang menjawab.

Kemudian Ridwan dihubungi pimpinannya agar segera pulang ke rumah.

"Pimpinan saya memang tidak menyampaikan kejadiannya, karena menjaga mental saya," ujarnya di rumah duka.

Baca Juga: Pengabdian di Sekolah Terpencil di Kampung Cilember, Bandung

Ia merasa sangat terpukul dengan kematian putrinya.

"Tidak sempat menguburkan. Saya sampai, baru diberitahu kakak saya. Setelah tahu, saya langsung menuju makam," ujarnya.

Sementara dikutip dari Kompas.com, diketahui Ridwan sempat berkomunikasi dengan putrinya sebelum dirinya berangkat kerja.

Saat itu UFA sempat mengingatkan mengenai ulang tahunnya.

"Sempat bilang 'Pa jangan lupa ya hadiah ulang tahun. Mau sepatu' saya jawab iya pasti dibelikan," ungkap Ridwan.

Diceritakan oleh Ridwan bahwa sejak kecil UFA memang sudah manja dengannya.

Kini meskipun berat, Ridwa telah mengikhlaskan kepergian UFA untuk selamanya.

"Secara hakikat anak ini Allah titipkan ke kami (orang tua), dan sekarang sudah diambil. Secara ke dalam (hati) ada rasa memberontak. Tapi kami harus kuat, ikhlas," ungkapnya.

(*)