Karena begitu trauma dan terluka, Inara pun langsung memutus kontak dengan ibunya selama dua tahun.
Hal ini sengaja dilakukan Inara untuk melindungi dirinya sendiri dari luka yang takutnya semakin dalam lagi.
"Jadi ketika aku pindah ke tempat Papi, aku sempat 2 tahun tidak menghubungi ibu aku," ujar Inara.
"Bukan marah. Aku melindungi diri aku. Karena seberat itu trauma yang aku alami," lanjutnya.
Untungnya, kehidupan Inara mulai membaik saat ia tinggal bersama sang ayah.
Ayahnya merupakan sosok yang sangat diidolakan Inara karena mampu melindungi dan menyayanginya.
Sayangnya, baru tiga tahun tinggal bersama, Inara harus merelakan ayahnya pergi untuk selama-lamanya.
"Kemudian aku pindah ke Papi, aku merasa ada orang, ada sosok yang bisa melindungi aku. Dan nggak lama setelah itu 3 tahun aku bersama beliau, beliau wafat," ungkapnya.
"Itu adalah patah hati aku yang mungkin yang kedua. Karena aku merasa sosok pelindung ini, figur ayah yang bener-bener aku idolakan ini hilang," timpalnya dengan mata berkaca-kaca.
(*)