Find Us On Social Media :

Pembaca Kompas Melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Membangun Balai Latihan Kerja Pertama di Lembata

By Grid., Minggu, 28 Juli 2024 | 13:06 WIB

Pembaca Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas membangun balai latihan kerja di Desa Pada, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Grid.ID - Pembaca Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas membangun balai latihan kerja di Desa Pada, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Bangunan yang berdiri di atas bukit karang itu diharapkan dapat melahirkan tenaga terampil yang siap diserap dunia kerja atau merintis usaha sendiri.

Diresmikan pada Kamis (25/7/2024), bangunan seluas 280 meter persegi itu dikelola Yayasan Gunthild Karitas Peduli Lembata di bawah Susteran SSpS.

Di tempat itu akan diselenggarakan berbagai jenis pelatihan keterampilan, seperti menjahit, pengolahan makanan, kursus bahasa Inggris, dan kursus komputer.

Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Paulus Tri Agung Kristanto dan Penjabat Bupati Lembata Paskalis Ola Tapo Bali.

Ikut menyaksikan antara lain Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Gesit Ariyanto, Provinsial SSpS Flores Bagian Timur Ines Surat Lanan SSpS, dan Direktur PT Global Rancang Selaras Wahju Wulandari.

Dalam sambutannya, Penjabat Bupati Lembata Paskalis Ola Tapo Bali menyampaikan terima kasih kepada Kompas dan Susteran SSpS yang telah menghadirkan balai latihan kerja.

“Sebetulnya hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah. Artinya, sebagian tugas pemerintah sudah dikerjakan,” katanya.

Keberadaan balai latihan kerja juga menjadi modal bagi para calon pekerja migran.

Mereka bisa mendapat pelatihan untuk pekerjaan yang akan dilamar, seperti pekerjaan rumah tangga, dan kemudian disalurkan lewat jalur resmi.

Kabupaten Lembata dan beberapa daerah lain di NTT merupakan penyumbang pekerja migran nonprosedural.

Baca Juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Memulai Pembangunan Balai Latihan Kerja di Lembata NTT

Banyak yang bermasalah di luar negeri hingga meninggal di sana. Setiap tahun, puluhan jenazah pekerja migran dikirim pulang ke NTT.

Tri Agung dalam sambutannya juga mengatakan, dana yang digunakan untuk pembangunan itu bersumber dari donasi pembaca harian Kompas-Kompas.id.

Para pembaca, katanya, mau berdonasi karena percaya kepada Kompas yang terus bekerja untuk kemanusiaan dan keindonesian.

“Kompas menjadi alat untuk memuliakan kemanusiaan,” ucapnya.

Ia menuturkan, bantuan Yayasan DKK sudah disalurkan ke hampir seluruh wilayah Indonesia.

Dalam catatan Yayasan DKK, khusus untuk NTT, selama dua tahun terakhir, Yayasan DKK terlibat dalam sejumlah proyek, seperti pembangunan pusat belajar di Desa Humusu Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan pembangunan rumah korban badai Seroja di Desa Babau, Kabupaten Kupang.

Yayasan DKK mulai terlibat dalam misi kemanusiaan sejak letusan Gunung Api Galunggung tahun 1982.

Mewakili Susteran SSpS, Ines menyampaikan bahwa hadirnya balai latihan kerja itu menjawab kebutuhan masyarakat setempat yang ingin meningkatkan keterampilan mereka.

Pendidikan formal yang mereka miliki terbatas dan keterampilan juga minim.

Mereka kalah berkompetisi ketika melamar ke dunia kerja dan tidak punya kecakapan merintis usaha sendiri.

“Semoga tempat ini menjadi rumah yang aman bagi semua orang dan mata air yang mengalirkan kesejukan bagi semua orang yang belajar di sini. Berharap, semoga memberi manfaat dalam memberdayakan kehidupan,” katanya.

Mengingat potensi yang bisa dikembangkan, keberadaan balai latihan kerja ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat setempat agar memiliki keterampilan sehingga bisa terserap di dunia kerja atau bisa membangun usaha sendiri. (*)