Find Us On Social Media :

Taman Nasional Bali Barat, Curik Bali Burung Piaraan Para Bangsawan

By Grid., Minggu, 4 Agustus 2024 | 15:45 WIB

Curik Bali

Ceritanya Baron yang berkebangsaan Inggris adalah anggota tim ekspedisi II Freiburger Molukken-Expedition (1910-1912) yang dipimpin pleh Karl Denniger (Palaentolog dan Geolog). Pada 11 Januari 1911 dari Singapura bertujuan menuju Maluku tetapi di tengah perjalanan kapal yang ditumpangi Baron mengalami kerusakan di sekitar Pulau Bali. Kapal terpaksa diperbaiki di Surabaya, dan sambil menunggu perbaikan yang memakan waktu lebih dari dua bulan, Baron bersama dengan anggota tim ekspedisi lainnya O.D. Teuern (Ahli Fisika dan Antropologi) tinggal di Bali dan menggunakan waktunya untuk mengadakan penelitian di beberapa tempat. Salah satu hasilnya pada 24 Maret 2011 di sekitar Bubunan pantai utara Pulau Bali ditemukannya marga dan jenis burung baru bagi ilmu pengetahuan.

Baca Juga: 5 Arti Mimpi Burung Lepas dari Sangkar Tak Selalu Pertanda Buruk, Siap-siap Ada Perubahan dalam Hidup!

Setahun kemudian, Baron Streessemann menerbitkan temuannya di majalah Bulletin of The British Ornitologist’ Club dengan nama Leucopsar Rothschildi nama ilmiah Curik Bali setelah pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschildi, orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini di dunia pengetahuan pada tahun 1912.

Kemudian pada tahun 1925 dilakukan observasi intensif oleh Dr. Baron Vikrot von Plesen, atas pendapat Streessmann yang melihat Curik Bali sangat langka dan berbeda dengan jenis lain dari seluruh spesimen yang dia peroleh, dan diketahui penyebaran Curik Bali hanya mulai Desa Bubunan sampai ke Gilimanuk seluas ± 320 km2.

Ali mengungkapkan curik Bali punya cerita menarik. Karena burung ini menjadi primadona dan banyak digemari oleh pecinta burung sehingga di pasaran memiliki nilai jual tinggi. Akibatnya terjadilah pencurian besar-besaran yang puncaknya tahun 2006 curik Bali tidak diketemukan lagi di habitatnya.

Di tengah kekhawatiran akan kepunahan tersebut dunia internasional diantaranya lembaga konservasi burung di kebun binatang di Jepang dan Ohio, Amerika ikut menaruh perhatian serius. Kemudian kedua lembaga konservasi tersebut membantu memulihkan dengan cara melakukan penangkaran dan mengembangbiakkan dari koleksi curik Bali yang sudah mereka miliki. Upaya kedua lembaga konservasi akhirnya berhasil mengembangbiakkan dengan baik.

Lalu curik Bali hasil pengembangbiakkan di Jepang dan Ohio dikirim ke Bali untuk dilepas di alam liar. “Jepang dan Amerika adalah dua negara yang sangat berjasa, kalau tidak ada peran keduannya bisa jadi curik Bali sudah tinggal nama seperti halnya harimau Bali yang memang sudah dinyatakan punah,” jelas Ali yang kawasan TNBB seluas 19 ribu hektar memasuki dua wilayah kabupaten, Jembrana dan Buleleng.

Setelah kejadian itu untuk menjaga agar curik Bali tidak kembali punah maka lembaganya melakukan dua strategi penguatan, kedalam dan keluar. Yang ke dalam dilakukan pengembangbiakkan sendiri kemudian setelah berhasil lalu dilepas di habitatnya.

Sedang strategi keluar pihaknya memberikan ijin kepada masyarakat luas untuk andil mengembangbiakkan di tempat atau rumahnya masing-masing. Teknisnya setelah diberi indukan ke penangkar nanti hasilnya 10 persen dari hasil penangkaran diserahkan ke TNBB untuk dilepas ke habitat sedang 90 persen bisa diperjualbelikan kepada masyarakat umum. “Tapi supaya legal dan tidak melanggar aturan semua burung yang dijual tersebut masing-masing akan diberikan sertifikat resmi,” papar Ali yang dengan strategi tersebut saat ini curik Bali nyaris tidak ada lagi pencurian.

Dengan strategi tersebut saat ini penangkaran curik Bali terbesar justru bukan di Bali tetapi di Klaten (Jateng). “Secara periodik penangkar yang ada di Klaten mengirim curik Bali ke TNBB untuk dilepas,” tambah Ali.

KEINDAHAN PULAU MENJANGAN Daya tarik Taman Nasional Bali Barat (TNBB) tak hanya burung dan aneka satwa lainnya tetapi ada satu kawasan lain yang menjadi tujuan wisatwan lokal maupun mancanegara yakni Pulau Menjangan. Di pulau Menjangan selain bisa menikmati pulau beserta isinya bisa juga melakukan diving atau snorkeling di laut yang memiliki keindahan luar biasa.

Pulau Menjangan yang luas 62 hektar dan berjarak 6 kilometer dari pelabuhan Lalang dan membutuhkan waktu sekitar 15 menit naik speed boat secara lansekap sangat menarik. Dari bukit pulau yang terbetuk dari gumpalan batu karang itu akan terlihat laut lepas dan pulau Bali dari ketinggian. Bahkan jika pagi hari akan bisa menikmati matahari terbit dengan aneka burungnya yang menghuni pulau tersebut.