Grid.ID – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estat Indonesia (DPP REI), Joko Suranto menyampaikan angka anggaran rumah subsidi yang kini menurun di tahun 2024.
Hunian pun hanya sekedar jadi impian, agaknya hal itu yang kini dirasa oleh para pengguna rumah sewa.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) di tahun 2023 menunjukkan jumlah kepala keluarga yang belum memiliki rumah hampir mendekati 20 persennya dari keseluruhan KK.
Antara jumlah rumah hunian dengan angka pernikahan masih belum berimbang.
“Di akhir 2023 saya mendapatkan konfirmasi ada data SUSENAS bahwa sudah berkurang dari 2.9 juta, artinya ini masih hampir sekitar 18 persen kepala keluarga di Indonesia itu masih belum punya rumah,” kata Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto ketika berkunjung ke Menara Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta, Rabu (7/8/2024).
“Rumah itu kebutuhan pokok, setiap tahun tingkat pertumbuhan rumah itu 600 ribu – 800 ribu kalau kita bandingkan tingkat perkawinan satu tahun 2 juta tingkat kelahiran itu 1 juta.”
Faktor ekonomi bukan satu-satunya alasan warga belum memiliki rumah pribadi.
Dukungan pemerintah terhadap sektor pemerintahan nyatanya memang masih rendah, termasuk dalam hal rumah subsidi.
“Dukungan anggaran pemerintah terhadap sektor ini itu hanya 0.9 persen dari APBN, kalau kita mengerucutkan pada subsidinya. Padahal subsidinya itu adalah akan kembali, subsidi yang diberikan pemerintah terhadap perumahan ini atau setara 15,6 persen anggaran PPN untuk perumahan. Dari prostur ini saja kita tahu betapa sektor perumahan ini bukan sesuatu yang mendapatkan akomodasi yang memadai,” papar Joko Suranto.
"Kalau kita bandingkan subsidi bbm setiap tahun itu adalah 71.4 triliun sebenarnya atau 2.2 juta liter perhari."
Padahal di tahun sebelumnya, DPP REI berhasil merealisasikan ratusan ribu rumah subsidi di beberapa daerah di Indonesia.