Laporan wartawan Grid.ID, Ulfa Lutfia
Grid.ID - Aksi KDRT yang dilakukan Armor Toreador kepada selebgram Cut Intan Nabila bikin geram satu Indonesia.
Mirisnya, dampak dari KDRT bukan cuma dirasakan Cut Intan Nabila, tetapi juga ketiga anaknya.
Bahkan karena sering melihat ayahnya melakukan KDRT, anak-anak Cut Intan Nabila menjadi trauma bertemu laki-laki.
"Dari informasi yang kita dapat dari lingkungan dan ART bahwa anak-anak korban sangat takut bertemu dengan laki-laki," jelas Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro dalam konferensi pers, Rabu (14/8/2024).
Diduga hal itu disebabkan karena anak-anak tersebut sering melihat kekerasan yang dilakukan ayahnya.
Dalam wawancara bersama awak media, Armor mengaku sudah lebih dari 5 kali melakukan kekerasan.
Aksi KDRT itu terjadi sejak awal pernikahan di tahun 2020 dan kerap dilakukan di depan anak-anak.
"Selama 5 tahun apakah di depan anakmu pernah terjadi (KDRT)?" tanya AKBP Rio Wahyu.
Baca Juga: Ditetapkan Sebagai Tersangka, Suami Cut Intan Nabila Ngaku Sudah Lakukan KDRT Sejak 2020
"Pernah, tapi kebanyakan berdua (dengan istri)," jawab Armor.
Akibat KDRT dari sang suami, kondisi Cut Intan Nabila belum memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan.
"Kami ingin menggali pemeriksaan dari korban, karena kemarin faktor psikologisnya masih trauma kami berinisiatif menghentikan dulu sementara pemeriksaan dari korban," papar AKBP Rio Wahyu.
Selain itu menurut Rio, ketiga anak Cut Intan juga selalu menangis mencari keberadaan ibunya.
"Sehingga pemeriksaan tadi malam kami hentikan sementara melihat faktor psikologi ibu dan anaknya yang kecil serta anaknya yang selalu menangis di rumah mencari keberadaan ibunya," ungkapnya.
Untuk itu, polisi menggandeng Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bogor untuk mendampingi korban.
Asisten Deputi Pelayanan Perempuan Korban Kekerasan KemenPPPA, Ratih Rachmawati mengatakan kondisi Cut Intan Nabila masih syok dan trauma.
"Masih trauma, masih syok. Sehingga kemarin memang pas disampaikan pak Kapolres kami masih belum bisa mendapatkan informasi secara detail dari korban karena korban butuh menenangkan diri," ungkap Ratih.
Selain itu, ketiga anak korban juga ikut mendapatkan pendampingan dari KemenPPPA.
(*)