Find Us On Social Media :

Kronologi Dokter PPDS Undip Bunuh Diri Pakai Obat Anastesi, Diduga Habis Dibully hingga Disuruh Kerja Rodi, Isi Buku Harian Terkuak

By Nindya Galuh Aprillia, Jumat, 16 Agustus 2024 | 16:30 WIB

Kronologi Dokter PPDS Undip Bunuh Diri Pakai Obat Anastesi, Diduga Habis Dibully hingga Disuruh Kerja Rodi

Grid.ID - Kasus meninggalnya dokter muda Undip kini tengah jadi sorotan publik.

Diketahui, seorang Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Undip, Aulia Risma Lestari, meninggal dunia di kamar kos Lempongsari, Semarang.

Dari informasi yang beredar di media sosial, dokter muda ini mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.

Diduga, Aulia nekat mengakhiri hidup lantaran lelah jadi korban bullying para seniornya.

Ia juga disebut harus rela kerja rodi selama menjalankan pendidikan dokter spesialis anestesi.

Benarkah demikian?

Kronologi Kematian Dokter PPDS Undip

Seorang Dokter PPDS Undip bernama Aulia Risma Lestari (30) ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya.

Ia ditemukan tewas pada Senin (12/8/2024) pukul 23.00 WIB.

Melansir Surya Malang, Aulia diduga bunuh diri dengan cara menyuntikkan obat anastesi jenis Roculax ke tubuhnya sendiri.

Baca Juga: Ibunda Tamara Tyasmara Menangis Histeris di Depan Dokter Anak yang Rawat Dante Sejak Kecil: Cucu Saya Dibunuh

Sebelumnya dia sempat dikabarkan berniat mengundurkan diri dari program PPDS Anestesi, namun hal tersebut tidak terealisasi.

Dugaan Dibully Senior

Beredar pula narasi yang menyebutkan bahwa dokter muda itu nekat mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat jadi korban bullying senior.

Ia juga disebut mengalami kelelahan lantaran selalu dipaksa bak kerja rodi.

Narasi yang beredar di media sosial tersebut muncul usai temuan buku harian Aulia dan keterangan sang ibunda.

“Nah dia sempat nggak kuat begitu istilahnya otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat, urusan sama seniornya berat," jelas Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono kepada Tribunjateng.com, Jumat (16/8/2024).

Bukan hanya itu, pihak polisi juga menemukan dugaan bahwa Aulia dipaksa bekerja 18 jam sehari hingga membuatnya ingin resign.

Hal ini sempat disampaikan Aulia pada sang ibunda.

"Anak itu minta resign, sudah nggak kuat," lanjut Kompol Agus.

Pihaknya menduga Aulia tak kuat menghadapi seniornya yang sering memberi perintah sewaktu-waktu.

Baca Juga: Cemburu Berujung Maut, Ini Motif Suami Bunuh Istri di Cimahi, Jasad Dibungkus 6 Lapis Agar Bau Tak Menyebar

"Cerita satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," imbuhnya.

Sementara, di dalam buku harian yang ditemukan, Aulia menulis betapa beratnya menjadi mahasiswi kedokteran.

Ia juga curhat tentang kelakuan seniornya di tempat praktik.

Sementara itu, hingga kini pihak kepolisian masih menyelidiki indikasi perundungan dalam kasus kematian Aulia.

(*)