“Kan ibu dan bapak beda usianya jauh, 10 tahun, yang getol ngomongin anaknya itu ibu.”
“Aku tiap kali ketemu orangtua itu takut, takut ditanya, pasti,” kata Fitri sambil menangis.
Rupanya, fisik Fitri yang sempat menurun itu, diperhatikan oleh sang ayah tercinta.
Ayahanda Fitri yang awalnya sering bertanya soal cucu, kini mulai mereda dan memilih memahami kondisi putrinya
“Bapak yang pastinya pengin banget ya, tapi semenjak aku sudah drop parah, bapak itu udah jarang ngebahas masalah momongan,” kata Fitri.
“Semenjak kemarin itu bapak menguatkan aku, waktu masa terendah aku,” kata Fitri.
“Sepertinya bapak nahan banget, gak berani ngebahas. Kelihatan (bapak menahan) bapak berusaha untuk mendengarkan saja,” katanya.
Sambil berurai air mata, Fitri berharap suatu saat ia masih diberi kesempatan untuk memiliki keturunan, di saat kedua orangtuanya masih ada.
“Bapak berpesan, Fitri kan masih muda, belum ngerasain tua, kalau bapak sudah tua, pernah merasakan muda, kamu harus semangat, harus sehat,” kata Fitri menirukan ucapan ayahnya.
“Bapak itu cukup moderat menerima kondisi anaknya, katanya yang penting bahagia.”
“Semoga bapak masih kesampaian lihat cucu dari aku,” ujar Fitri sambil menangis. (*)