Find Us On Social Media :

Dokter Aulia PPDS Undip Ternyata Sering Dipalak Senior hingga Rp 40 Juta Per Bulan, Kemenkes Sebut Duitnya Dipakai untuk Hal Ini

By Widy Hastuti Chasanah, Senin, 2 September 2024 | 10:15 WIB

Dokter Aulia PPDS Undip Ternyata Sering Dipalak Senior hingga Rp 40 Juta Per Bulan, Kemenkes Sebut Duitnya Dipakai untuk Hal Ini

Grid.ID - Fakta baru meninggalnya Dokter Aulia PPDS Undip diungkap Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes).

Dari temuan Kemenkes, Dokter Aulia PPDS Undip ternyata pernah dipalak senior hingga Rp 40 juta per bulan.

Palakan senior itu lah yang diduga membuat Dokter Aulia PPDS Undip tertekan.

Seperti diketahui, kematian Dokter Aulia Risma PPDS Undip (Universitas Diponegoro) memang masih menyisakan tanda tanya.

Pasalnya, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK),Undip Semarang itu diduga mengalami perundungan dari seniornya.

Dilansir dari Kompas.com, ia bunuh diri dengan menyuntikkan obat ke dalam tubuhnya sendiri.

Hal itu membuat Kemenkes turun tangan untuk menyelidiki kasus tersebut.

Setelah dilakukan penyeledikan oleh Kemenkes, terkuak fakta baru meninggalnya Dokter Aulia.

Dari fakta baru itu diketahui bahwa Dokter Aulia Risma pernah dipalak oleh seniornya.

Melansir dari Wartakotalive.com, Juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril menyebut dalam proses investigasi, ditemukan adanya dugaan permintaan tidak biasa yang diterima oleh almarhumah dokter Aulia Risma Lestari dari seniornya

Dokter Aulia seolah dipaksa untuk memenuhi permintaan dana sebesar Rp 20 hingga 40 juta per bulan untuk seniornya.

Baca Juga: Nyesek Banget, Viral Rekaman Suara Dokter Aulia Risma PPDS Undip ke sang Ayah Sebelum Meninggal Dunia, Curhat Pilu Alami Hal Ini

Pemalakan itu terjadi sejak korban masuk semester satu di bulan Juli 2022 hingga November 2022.

“Berdasarkan kesaksian, permintaan ini berlangsung sejak almarhum masih di semester 1 pendidikan atau di sekitar Juli hingga November 2022,” kata Syahril dikutip dari Tribunnews.com.

Syahril menyebut permintaan uang itu di luar biaya pendidikan resmi.

Dikatakan Syahril, korban ditunjuk sebagai bendahara angkatan yang bertugas menerima pungutan dari teman seangkatannya dan juga menyalurkan uang tersebut untuk kebutuhan-kebutuhan non-akademik.

Uang itu lantas digunakan untuk membiayai penulis lepas untuk membuat naskah akademik senior, menggaji office boy (OB), dan berbagai kebutuhan senior lainnya.

Permintaan itu lah yang diduga jadi pemicu awal Dokter Aulia mengalami tekanan luar biasa dalam proses pembelajaran.

Korban dan keluarga sangat keberatan dengan permintaan tersebut.

“Pungutan ini sangat memberatkan almarhum dan keluarga. Faktor ini diduga menjadi pemicu awal almarhumah mengalami tekanan dalam pembelajaran karena tidak menduga akan adanya pungutan-pungutan tersebut dengan nilai sebesar itu,” ungkap dia.

Kini, bukti dan kesaksian atas pungutan uang itu telah diserahkan ke pihak polisi agar diproses lebih lanjut.

Investigasi terkait dugaan bullying saat ini masih berproses oleh Kemenkes bersama pihak kepolisian.

Terkait dengan penghentian sementara PPDS anestesi UNDIP berpraktek di RS Kariadi sejak 14 Agustus 2024, Kemenkes mengambil kebijakan ini antara lain karena adanya dugaan upaya perintangan dari individu-individu tertentu terhadap proses investigasi oleh Kemenkes.

Baca Juga: Meninggal di Kamar Kos, Inilah Sosok Aulia Risma, Dokter PPDS Undip yang Diduga Bunuh Diri, Sempat Curhat Ingin Resign ke sang Ibu

Rekaman Suara Mendiang Dokter Aulia pada Sang Ayah

Baru-baru ini, beredar rekaman diduga percakapan dokter Aulia Risma Lestari dengan ayahnya Mohamad Fakhruri di media sosial.

Dalam rekaman itu, dokter Aulia curhat soal kondisinya selama mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis.

"Tiap bangun tidur aku itu pak, badannya sakit semua, punggungnya sakit pak. Banhun harus pelan-pelan. Kalau ngga pelan-pelan ngga bisa bangun."

"Aku aja tadi mau minum susah. Di bangsal tadi kan minumnya habis kan. Terus aku minta tolong CS (Costumer Service) terus aku kasih 50 ribu (rupiah)," ujarnya dilansir dari akun Instagram @abouthetic pada (27/08/2024).

"Programnya kacau-kacau paah. Aku tanya temen yang di Universitas Sebelas Maret (UNS) itu... Enggak 24 jam paah. Aku enggak tahu, aku bisa apa enggak paah," ujarnya sambil menangis.

(*)